Asal Mula Istilah Karlota, Hingga Dampak yang Ditimbulkan

WARTANESIA – Bagi anda yang lahir dan hidup di dataran Pulau Sulawesi era tahun 90an, tentu tidak asing lagi dengan kata atau istilah Karlota. Bahkan, bukan hanya di Sulawesi, kata Karlota sudah populer saat ini hingga seantero negeri.

Namun tahukah anda, dari mana asal mula istilah Karlota? Mengapa disebut Karlota? Berikut ulasan tim localhost/warta, yang dirangkum dari berbagai referensi dan sumber terpercaya.

Di Sulawesi, khususnya bagian utara (Manado), Karlota adalah kalimat yang diidentikan kepada mereka, (personal maupun kelompok), yang gemar bergosip, mengunjingkan hidup orang lain, suka menguntit, mendengarkan pembicaraan orang lain, suka mengurusi kehidupan orang lain, dan lain sejenisnya.

Istilah Karlota sendiri merujuk pada nama salah satu tokoh pembantu rumah tangga dalam telenovela berjudul Maria Cinta yang Hilang (María la del Barrio), bernama Charlotta.

Charlotta adalah pembantu yang suka bergosip. Selain itu, karakter yang diperankan oleh pemilik nama asli Rebeca Manriquez ini suka menguping pembicaraan orang, hingga manas-manasi hubungan orang sampai retak.

Sebagai asisten rumah tangga, Charlotta harunsya berpihak pada majikannya yakni Luis Fernando yang kemudian memilih Maria Hernandez sebagai isterinya ketimbang Soraya Montenegro, Charlotta justru bersekutu dengan Soraya,  dengan tujuan merebut Luis dari Maria agar Luis dan Soraya bisa bersama.

Tidak hanya sebagai mata-mata yang diandalkan bagi Soraya, Charlotta pun bertugas memanas-manasi Luis dan Maria, baik sebelum hingga keduanya menikah, dengan tujuan agar hubungan mereka retak dan berpisah, lalu Luis bisa menikahi Soraya.

Kekuatan mulut Charlotta yang dahsyat itulah yang kemudian dijadikan gambaran kepada siapa saja yang dinilai memiliki sifat dan karakter yang sama dengan Charlotta, sehingga masyarakat di Sulawesi Utara (Manado) kala itu, menjadikan nama Charlotta sebagai istilah atau sebutan Karlota, bagi mereka yang gemar bergosip, memfitnah, menggunjing, kepo, dan hal serupa lainnya.

Di kalangan masyarakat kini, karena konotasinya yang buruk, banyak masalah yang ditimbulkan dari Karlota. Memisahkan hubungan suami-isteri, meretakkan hubungan silaturahmi, yang benar jadi salah, yang baik jadi buruk, dan lain sebagainya.

Untuk diketahui, Maria Cinta yang Hilang, adalah sebuah telenovela Meksiko yang diproduksi oleh Angelli Nesma Medina, untuk Televisi pada tahun 1995. Serial tersebut merupakan sebuah remake dari Los Ricos También Lloran. (Wikipedia), yang tayang hingga tahun 1996, sebanyak 185 episode.

Nah, penting untuk diketahui, setiap agama jelas melarang sifat buruk seperti yang ditunjukan Charlotta atau Karlota.

Dalam Agama Islam misalnya, Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan dengan ucapan yang baik. Namun, sering kali manusia tergoda untuk membicarakan orang lain, merendahkan, hingga memfitnah orang lain sehingga dapat merusak kerukunan.

Allah berfirman dalamSurat An-Nur Ayat 19, “Siapapun gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada orang lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat.”

Apalagi jika cerita yang digosipkan itu merupakan berita bohong, tidak sesuai fakta atau hanya berdasarkan prasangka, jelas lebih besar dosanya.

Rasulullah mengajarkan kita untuk hidup rukun dengan sesama umat Islam. Diriwayatkan dalam Hadis Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada disini (dalam hati) cukup seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim.”

Allah juga menggambarkan perilaku orang yang suka menggunjing dan membicarakan orang lain dalam Surat Hujurat Ayat 12, “Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan Maha penyayang.” (tim/wn)