Kecam Penutupan Tambang oleh Perusahaan, Penambang Pohuwato Mengaku Siap Bentrok!

WARTANESIA – Rencana penutupan aktivitas pertambangan di wilayah konsesi perusahaan pertambangan (Pani Gold Project) mendapat kecaman dari salah seorang penambang lokal Pohuwato.

Uten Umar, salah seorang penambang lokal asal Kecamatan Buntulia itu mengaku bahwa, sebagai anak cucu penambang, dirinya menuturkan rakyat penambang tidak takut dan rakyat penambang siap bentrok di lokasi pertambangan, apabila penutupan aktivitas benar adanya dilakukan oleh perusahaan.

“Rakyat penambang tidak takut, rakyat penambang siap bentrok di lokasi untuk mempertahankan mata pencahariannya. Untuk penambang yang merasa lokasinya belum diselesaikan pembayarannya oleh pihak perusahaan silahkan tetap melanjutakan aktiviasnya menambang,” tegas Uten, Rabu (1/5/2024).

Masih menurut Uten, perusahaan tidak berhak menentukan jangka waktu kerja penambang, sebab pada dasarnya, sebelum kehadiran pihak perusahaan, para penambang lokal sudah lebih dulu mengelola tambang itu sendiri.

“ini tanah kita sejak jaman dulu kita mengelola ini jauh sebelum perusahaan masuk, jadi status perusahaan di daerah kita adalah tamu, yang kapanpun kita berhak untuk mengusirnya jika kehadirannya hanya mau merugikan kita,” beber Uten.

“Enak benar perusahaan, masa kita di paksa menerima pembayaran yang angkanya kecil, sedangkan pembayaran di awal angkanya jauh lebih besar, asas keadilannya dimana? Angka yang di tawarkan perusahaan saat ini kepada penambang seperti membunuh penambang, nilainya jauh dari harapan dan pastinya nilai tersebut tidak akan bisa menjadi satu usaha baru ketika penambang keluar dari lokasinya,” ungkapnya menambahkan.

Disisi lain, diakui Uten, hingga saat ini polemik pertambangan di Kabupaten Pohuwato tak kunjung selesai. Ditambah lagi, pemerintah daerah se segera mencarikan solusi dengan keadaan para penambang lokal di Bumi Panua.

“Jadi saya selama ini mangawal masalah tambang tidak mendapatkan logika yang bisa diterima oleh akal sehat yang dilakukan perusahaan. Tidak berhenti di penyelesaian pemilik lokasi masi banyak hal yang harus perusahan dan pemerintah tuntaskan, bagaimana dengan nasib para kongsi yang bekerja di setiap lokasi yang ribuan jumlanya? bagaimana nasib para tukang ojek dan pedagang yang penghidupannya bergantung dengan aktivitas tambang?,” tutur Uten.

“Jadi masi banyak masalah yang harus di selesaikan, harapan saya kepada penambang silakan menambang sebagaimana rutinitas kita lakukan selama ini, jangan gentar, jangan takut sebab ini menyangkut keberlanjutan hidup kita,” tandasnya. (Lan)