Mahasiswa KKN Infrastruktur UNG Jawab Persoalan Pemukiman di Desa Bongo Nol

WARTANESIA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Infrastruktur Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar FGD terkait hasil observasi mereka selama berada di Desa Bongo Nol, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo.

Dalam FGD tersebut, terungkap jika ada beberapa masalah besar yang saat ini terjadi di lingkungan masyarakat Desa Bongo Nol. Masalah tersebut diantaranya adalah pengelolaan sampah, air bersih, saluran drainase, SPAL dan IPAL.

Untuk menjawab persoalan tersebut, Mahasiswa KKN Infrastruktur yang bekerja sama dengan Kementrian PUPR, membentuk Kelompok Pemeliharaan dan Pemanfaatan (KPP) infrastruktur kawasan pemukiman yang terdiri dari masyarakat serta pemuda desa setempat.

Koordinator Desa (Kordes) KKN Infrastruktur Desa Bongo Nol, Taufik Rizki Mustafa, berharap agar pembentukan KPP dapat menjadi sebuah problem solver bagi masalah pemukiman yang ada di Desa Bongo Nol.

“Semoga pembentukan KPP ini dapat membantu menyelesaikan persoalan pemukiman di desa ini. Karena sesuai dengan motto mahasiswa turun ke desa “Momongu Kambungu“ dengan harapan mahasiswa dapat membangun desa ke arah lebih baik lagi,” tutur Rizki, dikutip Selasa (05/09/2023).

Sementara itu, Kepala Desa Bongo Bol, Pipit Makmur, mengungkapkan jika hadirnya mahasiswa KKN Infrastruktur UNG sangat membantu pihaknya dalam melakukan pendataan maupun pemetaan wilayah.

“Desa terbantu dari segi data yang singkron dengan pendataan-pendataan sebelumnya dan saat ini lebih dimaksimalkan lagi oleh mahasiswa,” paparnya.

“Saya juga selaku Kepala Pemerintahan di Fesa Bongo Nol sangat berterima kasih kepada mahasiswa karena telah melakukan pemetaan wilayah-wilayah kumuh yang ada di desa bongo nol ini,” lanjutnya.

Lebih lanjut, kata Pipin, program yang dijalankan oleh mahasiswa adalah KKN Infrastruktur terfokus kepada infrastruktur di desa seperti pemukiman, air bersih, sampah dan juga drainase.

“Berkat ada mahasiswa juga pihak pemerintah desa mendapatkan inspirasi kemana arah pembangunan desa mengenai sampah, air bersih, drainase,” pungkasnya. (rik)