WARTANESIA – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bumi Panua (RSBP) Pohuwato, dr. Yeni Ahmad, membantah adanya informasi dugaan pemborosan anggaran perjalanan dinas (Perdis) di rumah sakit tersebut.
Hal ini sebagaimana disampaikan Yeni pada Selasa (29/11/2022). “Jadi informasi adanya pemborosan perdis di rumah sakit itu kami fikir keliru. Tidak semua Perdis. Anggarannya itu campur, ada Bimtek, House Training itu sudah berapa kali datang. Kaya Bimtek itu kan kita datangkan pematerinya,” ungkapnya.
“Kalau sudah sampai 1,2 milyar rupiah itu sudah perdis apa?. Saya rasa terlalu besar. Sedangkan listrik kami 2 milyar rupiah ini saja tidak mampu,” sambungnya lagi.
Dirinya menambahkan bahwa, khusus anggaran Perdis tahun 2022, dr. Yeni mengaku tidak tahu-menahu soal anggaran Perdis di RSBP.
“Saya tidak tahu. Nanti dilihat di realisasinya. Karena itu nanti dipilah-pilah kan antara Bimtek dengan Perdis. Perdis itu pun berupa workshop. Bukan berupa konsultasi itu cuma beberapa konsultasi yang berupa workshop. Kan itu semua dalam daerah, provinsi, bahkan yang di Gebyar SMS juga ada kan, tapi saya di situ tidak ada,” bebernya.
Guna transparansi, dr. Yeni mempersilahkan para pihak termasuk kejaksaan untuk melakukan pemeriksaan di RSBP.
“Silahkan. Nda apa-apa. Saya malah bersyukur kalau ada pihak dari yang lain ingin melakukan pemeriksaan. Kan kami diaudit juga,” tegas Yenni.
Terakhir, terkait pengadaan obat-obatan di RSBP yang diduga tidak sesuai, dikarenakan pengadaan obat paten justru lebih banyak ketimbang obat-obatan generik, dirinya mengaku bahwa hal tersebut sudah sesuai permintaan para dokter.
“Iya benar, obat paten lebih banyak. Itu sesuai permintaan dokter spesialis, bukan saya yang minta. Alurnya itu dari dokter spesialis, apoteker, kemudian saya yang setujui. Kenapa permintaan obat paten lebih banyak, karena dokter spesialis juga sudah banyak, beda dengan dulu,” tukasnya. (Lan)