Waduh! BSG Marisa Diduga Belum Lunasi Janji Dana untuk Event Pohuwato Birthday Running 2025

WARTANESIA – Event bergengsi Pohuwato Birthday Running 2025 yang digelar pada Februari lalu berlangsung sukses dan meriah.

Kegiatan ini menjadi bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-22 Kabupaten Pohuwato, yang diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan.

banner 468x60

Namun, di balik kesuksesan acara tersebut, muncul dugaan yang mengejutkan. Bank SulutGo (BSG) Cabang Marisa, yang saat itu dipimpin oleh Hasan Hamid, disebut-sebut belum melunasi janji dana sebesar Rp10 juta kepada pihak panitia kegiatan.

Salah satu anggota panitia, yang enggan disebutkan namanya, mengungkap bahwa dana sebesar Rp10 juta tersebut awalnya merupakan permintaan dari pihak BSG untuk ditanggulangi terlebih dahulu oleh panitia.

“Waktu itu kami mengajukan proposal ke BSG Marisa. Pak Pinca bilang dana ditanggulangi dulu, nanti kalau sudah cair, langsung diganti. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan, padahal kita panitia sudah keluar uang, bahkan sampai berhutang ke pihak lain,” ujarnya kepada wartanesia.id, Kamis (2/10/2025).

Ia menambahkan bahwa sudah tujuh bulan berlalu, namun janji dari pihak bank belum juga ditepati.

Dikonfirmasi terpisah, mantan Pimpinan Cabang BSG Marisa, Hasan Hamid, membantah memiliki hutang kepada panitia Pohuwato Birthday Running 2025.

“Kalau disebut hutang, itu harus ada bukti tertulis. Memang mereka ajukan proposal, dan saya sampaikan bahwa dana tersebut perlu diajukan ke pusat terlebih dahulu,” jelas Hasan.

Hasan juga menyebutkan bahwa saat itu dirinya hanya menyampaikan kemungkinan untuk membantu karena mengenal salah satu panitia yang merupakan seorang direktur perusahaan besar di Pohuwato.

“Saya bilang, ‘Bu Dir ini bisa bantu kalau cuma seperti itu’, tapi bukan berarti saya janji pribadi akan membayar,” tambahnya.

Ketika ditanya apakah pernyataannya kepada panitia untuk menalangi dana tersebut adalah bentuk janji, Hasan tampak ragu-ragu memberikan jawaban tegas.

“Tidak seperti itu, bukan tidak betul, mungkin saja pemahamannnya tidak sebegitu. Maksud saya tidak seperti itu. Bukan berarti itu sudah harus cair, kan memang tidak ada anggaran waktu itu,” ujarnya.

Ketika ditanya lagi terkait penyampainnya ke panitia untuk menanggulangi terlebih dahulu dana 10 juta rupiah merupakan kalimat yang disalah artikan oleh panitia, Hasan enggan menyalahkan panitia.

“Kira-kira begitu. Bukan disalah artikan, tapi bagaimana ya. Saya juga sudah bicara dengan Pinca baru. Saya sudah kasih solusi ke panitia, dan mereka tahu solusinya. Ini kan semua sebenarnya tinggal dikomunikasikan. Namun ketika saya didesak-desak seperti ini, tungu dulu lah,” ujar Hasan.

Hasan mengaku sudah memberikan solusi kepada panitia dan bahkan menyarankan agar masalah ini dikomunikasikan dengan pimpinan cabang yang baru.

“Saya sudah sampikan ke Panitia solusinya. Ini tagih janji sebenarnya, kan ini bukan hutang, tapi janji itu ini ranah kedinasan sebenarnya. Kan memasukan proposal berarti keluar uang itu kan bukan uang pribadi. Karena kondisi di januari itu dengan adanya efisiensi dari presiden, maka semua terkena efisiensi, anggarannya tidak keluar, tertunda, dikurangi, termasuk perbankan,” tegas Hasan.

Ia pun menutup dengan menekankan bahwa ada solusi yang bisa ditempuh tanpa harus memperkeruh situasi.

“Ada solusinya yang tidak harus kita mediakan supaya harus bayar. Ini bukan hutang kemudian saya harus bayar. Berbeda misalnya kalau misalnya saya janji berhutang. Ada solusinya,” pungkasnya.