NasDem Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Surya Paloh: Kami Tahu Diri, Ada Budaya Malu

WARTANESIA – Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyampaikan alasan partainya tidak mengisi posisi di Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Menurutnya, keputusan tersebut didasari sikap tahu diri dan budaya malu yang dipegang teguh oleh partai.

“Kenapa kami tidak ada dalam kabinet rezim Prabowo? Karena kami tahu diri, ada budaya malulah bagi kami,” ujar Surya Paloh dalam pernyataannya di Denpasar, Bali, Kamis (3/4/2025).

Ia menegaskan bahwa Partai NasDem tidak mendukung pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Oleh karena itu, menurutnya tidak etis jika partai tersebut turut mengisi posisi dalam kabinet pemerintahan saat ini.

“NasDem tahu diri, memahami sepenuhnya bahwa memang tidak pantas untuk berada di dalam jajaran kabinet karena kami tidak berjuang banyak untuk pasangan tersebut,” tambahnya.

Meskipun tidak mendapatkan posisi di pemerintahan, Surya Paloh menegaskan bahwa hal tersebut tidak menjadikan NasDem tidak mendukung program pemerintahan Prabowo-Gibran.

Ia menyatakan partainya tetap akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran secara konstruktif dan memberikan kontribusi, meskipun dalam kapasitas yang terbatas.

“Ini bukan berarti kami anti atau tidak suka. Ini adalah komitmen terhadap nilai-nilai moralitas dan esensi perubahan yang kami perjuangkan. Perilaku dan sikap kami menjadi bukti nyata, dan saya ingin agar pemikiran ini terus berlanjut,” ujarnya.

Surya Paloh juga mengungkap bahwa Partai NasDem sempat ditawari posisi di kabinet, namun dengan tegas menolak tawaran tersebut. Penolakan itu, menurutnya, merupakan bentuk pembuktian bahwa tidak semua partai politik di Indonesia haus akan kekuasaan.

Ia menggambarkan posisi NasDem saat ini seperti uang yang memiliki dua sisi. Dalam sektor ekonomi, misalnya, jika situasi stabil maka partai akan mendukung. Namun jika terjadi gangguan, NasDem tidak akan tinggal diam dan siap untuk bersikap kritis.

“Ketika stabilitas ekonomi terganggu, kita harus ikut waspada,” tutup politisi asal Banda Aceh itu. (Wn)