WARTANESIA – Masalah kelangkaan BBM di SPBU Marisa yang menyebabkan antrean panjang kendaraan akhirnya mendapat respons serius dari Ketua DPRD Pohuwato, Beni Nento.
Pada Rabu (1/10/2025), ia turun langsung meninjau kondisi lapangan guna melihat secara langsung penyebab gangguan distribusi bahan bakar minyak (BBM) tersebut.
Dalam keterangannya kepada awak media, Beni mengungkapkan bahwa sumber utama permasalahan berasal dari sistem distribusi Pertamina.
Ia membandingkan situasi SPBU Marisa dengan beberapa SPBU di wilayah lain seperti Popayato dan Randangan yang tidak mengalami antrean serupa.
“Kenapa terjadi antrean panjang? Karena memang pengaruhnya dari Pertamina. SPBU di Popayato dan Randangan stoknya aman, mereka ambil dari Moutong. Saya sudah koordinasi dengan pemilik Pertamina di Popayato, di sana tidak ada antrean seperti di Pertamina Marisa,” jelas Beni.
Selain itu, muncul dugaan adanya praktik nakal oleh pengecer BBM yang memanfaatkan situasi kelangkaan untuk meraup keuntungan pribadi.
Beni menegaskan bahwa pihak DPRD akan segera berkoordinasi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait guna menindaklanjuti berbagai keluhan yang masuk dari masyarakat.
Langkah ini, menurutnya, penting untuk memastikan distribusi BBM tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.
Sebagai bentuk tindak lanjut konkret, Beni Nento menyampaikan bahwa pihaknya memberi waktu maksimal dua hari kepada pengelola Pertamina Marisa untuk membenahi persoalan distribusi dan antrean panjang ini.
Jika hingga batas waktu yang diberikan situasi tidak kunjung membaik, DPRD Pohuwato berencana memanggil resmi pihak Pertamina untuk dimintai klarifikasi.
“Kami akan pantau terus. Jika dalam dua hari tidak ada perbaikan, kami akan panggil Pertamina untuk memberikan penjelasan resmi di hadapan DPRD,” tegas Beni.











