Isu Gadai Pulau Mencoreng Pilkada Gorut, Bentuk Black Campaign Lawan Politik

WARTANESIA – Isu dugaan “gadai pulau” yang disebut oleh pasangan calon “Romantis” menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gorontalo Utara (Gorut) semakin ramai diperbincangkan. Hal ini dinilai hanyalah upaya hasut yang tanpa ada pembuktian.

Indra Nobu selaku sekretaris DPD Golkar Gorut pengusung pasangan Calon Thariq-Nurjanah, angkat bicara dan menuntut klarifikasi tegas atas tuduhan yang dinilai mencoreng proses demokrasi ini.

“Tuduhan ‘gadai pulau’ adalah isu murahan. Namun Kami tidak bisa membiarkan tuduhan ini beredar tanpa bukti yang jelas dan valid,” ujar Indra dalam keterangan persnya.

Menurutnya isu ini bukan sekadar kampanye hitam, tetapi tuduhan yang memiliki implikasi hukum dan administratif yang besar.

“Menggadaikan pulau, terutama pulau yang memiliki nilai strategis dan ekologis, adalah tindakan ilegal yang tidak mungkin dilakukan tanpa konsekuensi hukum yang berat. Kami mempertanyakan, apakah pasangan Romantis memiliki data konkrit terkait isu gadai Pulau ?” tanyanya.

Lebih lanjut, Ia menyoroti potensi motif politik di balik penyebaran isu yang tayang di Media Online dari pasangan Calon Romantis.

“Kami menduga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menyebarkan isu ini untuk mendiskreditkan calon lainnya dan meraih keuntungan elektoral. Masyarakat Gorut harus cerdas dan kritis dalam menyaring informasi,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya klarifikasi langsung dari pasangan Romantis.

“Kami memberikan ruang bagi mereka untuk membantah dan meluruskan informasi yang keliru ini. Masyarakat Gorut berhak mendapatkan penjelasan yang transparan dan akuntabel jangan sampai ini hanya akan menjadi Fitnah dimasyarakat,” katanya.

Selain itu, Ia mengingatkan dampak negatif dari isu ini terhadap citra daerah Gorut.

“Isu yang tidak benar ini dapat merusak potensi pembangunan dan kepercayaan investor terhadap daerah kita. Kita harus menjaga nama baik Gorut, jadi ini bukan soal politik, tapi etika bernegara.” ujarnya.

“Mari kita menilai calon pemimpin berdasarkan gagasan dan rencana kerja mereka, bukan berdasarkan isu negatif yang belum terkonfirmasi, dengan menawarkan solusi konkret untuk pembangunan Gorut yang lebih baik,” paparnya.

Ia juga menyerukan kepada media untuk berperan aktif dalam melakukan verifikasi fakta dan menyajikan berita yang berimbang. “Media memiliki tanggung jawab besar dalam mencerdaskan masyarakat. Jangan sampai masyarakat terprovokasi oleh berita bohong (hoax),” pesannya.