WARTANESIA – Banjir yang terjadi di Desa Teratai, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, pada Selasa (7/9/2021), menyisakan persoalan bagi sejumlah warga yang tinggal di seputaran Rumah Sakit Umum Bumi Panua (RSBP) Pohuwato.
Pasalnya, berdasarkan pantauan sejumlah awak media pada Rabu (8/9/2021), sejumlah rumah warga di Dusun Moduito, Desa Teratai, yang bersebalahan denga RSBP, masih terendam banjir, meski di sejumlah dusun lainnya di desa itu, air sudah surut.
Kehadiran RSBP di Desa Botubilotahu, tepat berbatasan dengan Dusun Moduito, Desa Teratai itu pun diakui warga justru menimbulkan masalah.
Masalah tersebut ialah genangan air yang hingga kini tidak ada perhatian pemerintah. “Pokonya, sejak dibangun ini rumah sakit (RSBP) sampai saat ini, setiap musim hujan, kami menderita. Air dari atas termasuk yang rumah sakit, tertampung semua di sini dan tidak ada jalan air keluar. Ini sangat membahayakan kesehatan kami,” ungkap salah satu tokoh masyarakat setempat, Tahir Pakaya.
- Baca berita terkait : Miris, Ada Banjir di Teratai, Pemda Tidak Tahu
Menurut Tahir, pemerintah sempat membuat kolam buatan untuk menampung air saat hujan, namun sayangnya, kolam tersebut kini sudah tidak lagi berfungsi dengan baik.
“Ada kolam, tapi sudah ditimbun waktu ada proyek galian c milik haji sidik. Ditambah lagi rumput liar yang sudah tumbuh memenuhi lokasi kolam itu. Sudah berulang kali kita keluhkan, tapi sampai sekarang tidak ada solusi. Air tergenang terus meski bukan musim hujan,” jelas Tahir.
Dikonfirmasi, Kepala Bidang Pelayanan RSBP membantah jika genangan air yang berada di Dusun Moduito berasal dari RSBP. “Kami punya sistim penampungan air limbah sendiri. Tidak langsung mengalir ke pemukiman warga. Tapi kalau air hujan, itu bisa jadi,” kata Dewi.
Ketika ditanya, apakah air hujan yang mengalir ke rumah warga, membahayakan atau tidak, pihak RSBP justru membrikan jawaban berbeda. “Kami pun punya keinginan, bagaimana kira-kira meloloskan air yang tertampung di halaman RSBP. Apakah dijebol atau bagaimana,” kata Dewi. (Lan)