WARTANESIA – 7 November 2024, Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pagi ini. Erupsi yang terjadi pada pukul 06.20 WIB menghasilkan kolom abu vulkanik setinggi 500 meter dari puncaknya, dengan abu yang terlihat berwarna kelabu dan menyebar ke arah barat laut. Erupsi ini berlangsung sekitar 59 detik dan terekam oleh alat seismograf dengan amplitudo maksimum 8,7 milimeter.
Menurut informasi dari Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, peristiwa erupsi ini merupakan kelanjutan dari peningkatan aktivitas vulkanik yang telah diamati dalam beberapa hari terakhir.
“Kolom abu yang teramati memiliki intensitas tebal dan condong ke arah barat laut. Kami terus memantau perkembangan lebih lanjut untuk memberikan informasi terbaru kepada masyarakat,” ujar Rifandi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera merespon dengan menaikkan status Gunung Marapi menjadi Siaga atau Level III. Sebelumnya, gunung tersebut berada dalam status Waspada (Level II).
Keputusan ini diambil setelah PVMBG melakukan evaluasi mendalam terhadap data pengamatan yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa, status Siaga ini menandakan adanya potensi erupsi lebih besar yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Berdasarkan analisis aktivitas terkini, kami memutuskan untuk menaikkan status Gunung Marapi. Masyarakat di sekitar gunung diminta untuk waspada dan menjauhi kawasan rawan bencana,” ungkap Wafid.
Erupsi pagi ini merupakan salah satu dari serangkaian letusan kecil yang terjadi di Marapi sejak beberapa hari lalu. Aktivitas vulkanik yang terus meningkat ini menunjukkan bahwa tekanan di dalam perut gunung sedang mengalami akumulasi.
PVMBG mencatatkan bahwa, meskipun erupsi pagi ini terbilang tidak besar, potensi ancaman akibat letusan yang lebih kuat tetap ada. Pihaknya juga memperingatkan agar masyarakat yang tinggal dalam radius 4,5 kilometer dari puncak Marapi segera menjauhi area tersebut untuk menghindari bahaya lontaran material vulkanik.
Terkait dampak erupsi, tidak hanya abu vulkanik yang menjadi perhatian, namun juga kemungkinan terjadinya awan panas dan guguran lava. Pihak PVMBG telah melakukan pemantauan intensif melalui sejumlah alat pengukur aktivitas vulkanik, termasuk seismograf dan kamera pengamat yang terpasang di beberapa titik strategis.
Terkait upaya mitigasi, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) telah mengaktifkan posko darurat dan meminta masyarakat untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh petugas lapangan. Tim evakuasi dan penyelamatan juga sudah disiapkan jika terjadi peningkatan eskalasi.
Sebagai bentuk antisipasi lebih lanjut, pihak berwenang menghimbau agar masyarakat memperhatikan informasi terbaru mengenai status Gunung Marapi dan selalu mengikuti arahan dari PVMBG dan BPBD setempat. Pemda setempat juga telah menyiapkan tempat evakuasi sementara bagi warga yang tinggal di zona merah.
Di samping itu, sektor pariwisata yang sering mengundang wisatawan untuk mendaki Marapi terpaksa ditutup sementara selama masa peningkatan aktivitas vulkanik ini. Otoritas terkait menghimbau agar wisatawan menunda rencana perjalanan ke kawasan tersebut untuk sementara waktu demi keselamatan. (Fan)