Hadiri Tulude, Suku Sangihe : Pak Syarif Mbuinga Selalu Memperhatikan Kami

WARTANESIA – Warga suku Sangihe di Desa Karangetang, Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato, menggelar perayaan adat Tulude dengan penuh kebahagiaan pada Jumat (7/2/2025). Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang, dengan suasana meriah yang tercipta dari kebersamaan masyarakat setempat.

Kebahagiaan masyarakat suku Sangihe semakin terasa saat Syarif Mbuinga, anggota DPD RI perwakilan Provinsi Gorontalo, hadir dalam perayaan tersebut. Kehadiran Syarif Mbuinga bersama istri, Jeanette D.P Mbuinga itu disambut dengan upacara adat oleh Ketua Adat Sangihe dan para warga yang hadir. Hal ini menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap sosok mantan Bupati Pohuwato 2 periode tersebut.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua Adat Suku Sangihe Kabupaten Pohuwato, Nahemya Bawole, mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas kehadiran Syarif Mbuinga. Ia menyebutkan bahwa, selain sebagai pemimpin, Syarif Mbuinga juga dianggap sebagai orang yang dituakan oleh masyarakat suku Sangihe.

“Puji Tuhan, kami sangat bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, perayaan Tulude kali ini selain berjalan khidmat, juga dihadiri oleh mantan Bupati Pohuwato dua periode yang kini duduk di DPD RI, Pak Syarif Mbuinga atau yang akrab kami panggil dengan sebutan Pasisa,” ujar Nahemya.

“Kami bangga, meskipun kesibukannya di Senayan sangat padat, beliau tidak pernah melupakan kami. Beliau selalu memperhatikan kami, selalu hadir di tengah-tengah kami, terlebih dalam perayaan Tulude. Setiap tahun perayaan, Pasisa selalu hadir bersama kami. Terima kasih Pasisa,” tambah Nahemya yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Karangetan.

Dalam kesempatan tersebut, Syarif Mbuinga menyampaikan bahawa, dirinya berupaya komitmen untuk selalu hadir dalam setiap perayaan Tulude yang digelar.

“Saya akan berusaha tidak absen setiap Tulude. Tulude harus terus kita gaungkan. Kita tunjukkan bukan hanya kepada masyarakat Gorontalo, tetapi juga seantero tanah air bahkan dunia, bahwa di Pohuwato ada perayaan upacara adat Tulude yang selalu digelar setiap tahun,” ungkap Syarif dengan penuh semangat.

Lebih lanjut, Syarif berharap agar upacara adat Tulude dapat terus dilestarikan dengan melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak.

“Tidak ada salahnya kita berkolaborasi. Jika Tulude kental dengan nilai religius, mungkin di pagi hari kita bisa mengadakan sunatan massal, lalu sore harinya diadakan Tulude. Mari kita jadikan Tulude sebagai budaya dan adat milik kita semua,” harap Syarif.

“Mari kita jaga terus kekeluargaan, kekompakan, dan kebersamaan ini. Kehidupan yang harmonis adalah anugerah Tuhan. Saya bangga berada di tengah keluarga besar suku Sangihe di Karangetan,” tutupnya Syarif Mbuinga.

Untuk diketahui, upacara adat Tulude adalah upacara adat tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Sangihe, Talaud, dan Sitaro, Sulawesi Utara.

Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas segala berkat yang  telah diberikan. Upacara adat Tulude juga merupakan simbol persatuan, kerukunan, dan kebersamaan. (Lan)