Pemerintah Bakal Tindaklanjuti Keluhan Pemdes Padengo di Popbar

WARTANESIA – Pemerintah bakal menindaklanjuti keluhan Pemerintah Desa Padengo, Kecamatan Popayato Barat (Popbar), terkait pembangunan bronjong di sungai desa tersebut. Ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pohuwato, Risdiyanto Mokodompit.

“Kita akan konfirmasikan ke Provinsi terkait keluhan tersebut. Ada juga di beberapa tempat seperti di Taluditi,” ungkap Risdiyanto, Jumat (24/1/2025).

“Kalau pun memang menjanjikan mau ditangani yah bisa saja itu ada, tapi kan karena saat ini keterbatasan anggaran juga di 2025 dan bahkan mereka BWS (Balai Wilayah Sungai) Sulawesi II, anggaran masih banyak yang dicentang, dengan banyak pencadangan ini sehingga juga mungkin berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan ditahun 2025,” jelasnya menambahkan.

Dia mengakui, keterbatasan anggaran menjadi kendala dalam menjawab banyaknya keluhan masyarakat.

“Sama kondisinya kita ini juga di daerah juga sama. Saat ini anggaran yang ada saja di DPA masih belum bisa realisasikan karena adanya intruksi presiden untuk pencadangan dana untuk di kegiatan-kegiatan yang lain sehingga belanja modal yang sudah ada sekarang itu dikhawatirkan juga akan berkurang banyak untuk dialokasikan di kegiatan yang disampaikan Presiden saat kampanye,” terangnya.

“Pada dasarnya semua keluhan akan kita tindaklanjuti, kami meminta untuk sedikit bersabar,” urainya.

Sejumlah desa di wilayah barat Kabupaten Pohuwato, diterjang banjir pada Rabu (22/1/2025). Banjir ini terjadi akibat hujan deras yang melanda Pohuwato sejak siang hingga sore hari.

Seperti halnya di Desa Padengo Kecamatan Popayato Barat. Di sini, ratusan rumah dilaporkan tergenang banjir.

Kepala Desa Padengo, Ridwan H. Naki mengatakan, banjir yang terjadi disebabkan oleh luapan air dari sungai yang berada di desanya. Ridwan menyebutkan, ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

“Banjir itu akibat luapan air dari sungai yang tidak mampu menahan debit air. Ketinggian air sampai pinggang orang dewasa. Itu sedimentasinya sudah cukup tinggi sehingga airnya meluap ke pemukiman warga,” kata Ridwan, Kamis (23/1/2025).

“Dari 3 dusun, 2 dusun yang terdampak banjir yakni Dusun Mekar dan Permai. Dusun Mekar itu 30 rumah, 104 jiwa, dan 36 KK. Sedangkan Dusun Permai, ada 15 rumah, 19 KK dan 52 jiwa yang terdampak,” tambahnya.

Meski kini banjir sudah surut, pihaknya berharap ada penanganan segera dari pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II, Gorontalo.

“Sudah 3 kali ditinjau, terakhir 2024 kemarin Pak Bupati juga sudah turun, tapi sampai sekarang belum ada penanganan. Sebenarnya kami sangat butuh perhatian pemerintah, utamanya pengerukan sedimentasi dan pembangunan bronjong. Dulu pernah ada, tapi tidak sampai di desa kami,” beber Ridwan. (Wn)