WARTANESIA – Jebolnya tanggul penahan air Sungai Marisa, tidak hanya menyebabkan genangan air di perumahan nelayan di Dusun Tanjung, Desa Bulili, Kecamatan Duhiadaa, Pohuwato. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 09 di desa tersebut juga ikut tergenang.
Dari pantauan media ini pada Sabtu (7/12/2024), sebanyak 25 rumah di kawasan perumahan nelayan, serta SDN 09 Desa Bulili, digenangi air setinggi betis orang dewasa.
Kepala SDN 09 Bulili, Yurni Abdullah, M.Pd mengungkapkan bahwa, kondisi tersebut sudah sering terjadi. Meski demikian, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa.
“Sudah Dua tahun saya bertugas di sini, kondisi seperti ini sudah sering terjadi. Alhamdulillah, aktivitas belajar tetap berjalan. Anak-anak tetap bersekolah. Kadang digendong orang tuanya. Kami selalu mengawasi mereka, khawatirnya terpeleset dan jatuh,” ungkap Yurni, Minggu (8/12/2024).
Tidak hanya itu, penyakit kulit juga menjadi ancaman yang dikhawatirkan Yurni dan para guru di SDN 09. Namun demikian kata dia, pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) bersama Pendidikan Pohuwato, sudah melakukan pendataan di sekolah tersebut, dan berjanji akan segera mengatasi persoalan genangan air di tahun depan (2025).
“Dari Dinas PUPR dan Dinas Pendidikan sudah turun, melakukan pengukuran salurang air itu. Informasinya inshaallah tahun depan sudah akan dikerjakan. Kami berharap ini bisa segera terealisasi,” harapnya.
Yurni juga bilang bahwa, SDN 09 yang diduduki oleh 131 siswa dan 9 guru ini, menjadi salah satu sekolah yang akan mendapatkan perhatian perbaikan di tahun depan.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Pohuwato, Risdiyanto Mokodompit menjelaskan bahwa, 2 tahun lalu, Pemda Pohuwato telah membangun abrasi pantai dengan anggaran 500 juta Rupiah, bekerja sama dengan Kodim 1313 Pohuwato.
Meskipun abrasi pantai tersebut berhasil mengurangi luapan air saat gelombang pasang, kondisi keuangan Pemda yang terbatas membuat penanganan secara menyeluruh masih belum terwujud.
“Untuk menangani masalah ini secara menyeluruh, kami berharap bantuan dari Pemprov. Kami sudah melakukan peninjauan, namun kondisi keuangan Pemda Provinsi dalam tiga tahun terakhir terbatas. Kami berharap alokasi anggaran untuk penanganan abrasi pantai dan genangan air di Desa Bulili segera terealisasi pada tahun depan,” jelas Risdiyanto.
Dia juga berharap agar Balai Wilayah Sungai (BWS) II, dapat membantu mengalokasikan penanganan abrasi pantai di sepanjang Desa Pohuwato dan Desa Bulili, agar kejadian serupa tidak terulang saat musim hujan dan air pasang. (Lan)