WARTANESIA – Tahun 2025, 95 persen masyarakat Kabupaten Pohuwato bakal tercover oleh BPJS Kesehatan. Tidak hanya itu, masyarakat yang berprofesi sebagai tukang panjat kelapa hingga abang bentor, juga bakal tercover oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Hal ini disampaikan oleh Nasir Giasi, saat menggelar reses masa sidang pertama periode masa jabatan 2024-2029, di Desa Marisa Selatan, Kecamatan Marisa, pada Minggu (2/12/2024).
“Jika tahun ini baru 50 persen masyarakat Pohuwato yang tercover oleh BPJS Kesehatan, maka tahun depan (2025) 95 persen masyarakat sudah tercover oleh BPJS Kesehatan. Anggarannya kurang lebih 12 milyar Rupiah, itu sudah kita setujui dan sahkan,” ungkap Nasir.
Hal ini kata Nasir, merupakan bentuk komitmen pemerintah Kabupaten Pohuwato di sisa masa jabatan kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati, Saipul A. Mbuinga dan Suharsi Igirisa, dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat, sebagaimana taglinenya adalah Sehat, Maju, Sejahtera (SMS).
Dengan tercovernya 95 persen masyarakat Pohuwato dalam kepesertaan BPJS, maka pemenuhan UHC (Universal Health Coverage), yakni program jaminan kesehatan yang bertujuan untuk memastikan setiap orang memiliki akses pelayanan kesehatan yang adil, komprehensif, dan bermutu tanpa hambatan finansial, bakal terwujud.
“Jadi masyarakat tidak perlu lagi disibukkan dengan administrasi jika berobat. Cukup bawa KTP saja sudah dapat dilayani. Baik di tingkat Puskesmas, maupun rumah sakit,” kata Nasir yang juga Ketua Komisi III DPRD Pohuwato.
Selanjutnya, selain BPJS Kesehatan, Pemerimtah dan DPRD, juga telah menganggarkan anggaran sebesar 3,5 milyar Rupiah, untuk BPJS Ketenagakerjaan. Menariknya, masyarakat yang bakal tercover dalam program ini, bukan masyarakat yang berstatus tenaga kerja di instansi sawasta (perusahaan), maupun pemerintahan.
“Ini menarik, karena tidak berhubungan dengan profesi-profesi seperti di perusahaan, namun diperuntukan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai tukang panjat kelapa, dukun beranak, penjual bensin, abang bentor, penjual nasi kuning, warung-warung, ini kan mereka pekerja juga,” terang Nasir Giasi.
“3,5 milyar Rupiah ini akan mencover 17 ribu masyarakat. Yang menentukan itu desa. Jadi masing-masing desa itu nanti akan ada 100 orang. Ini baru awal, ke depan akan diupayakan untuk ditambah lagi,” tutup Nasir Giasi. (Lan)