WARTANESIA – Musim hujan yang terjadi saat ini, membuat Pemerintah Kabupaten Pohuwato, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menghimbau masyarakat untuk waspada bencana. Himbauan ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala BPBD Pohuwato, Abdul Muthalib Dunggio.
Dalam keterangannya kepada wartanesia.id, Senin (18/11/2024), Kepala BPBD mengatakan bahwa, musim penghujan yang terjadi akhir-akhir ini, dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam seperti pohon tumbang, banjir bandang, hingga tanah longsor. Terlebih kata dia, baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah memprediksi, musim penghujan akan berlangsung hingga Bulan Februari 2025.
“Sebagaimana penyampaian BMKG beberapa waktu lalu bahwa, musim penghujan diprediksi akan berlangsung dari November 2024 hingga Februari 2025. Kami menghimbau kepada masyarakat baik yang berada di pusat perkotaan hingga wilayah pedesaan, agar dapat meningkatkan kesiapsiagaan, utamanya potensi banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang atau pohon berpotensi akan tumbang,” harap Abdul Muthalib.
Tidak hanya itu, masyarakat juga diharapakan mewaspadai cuaca ekstrem seperti petir dan angin kencang, yang dapat memicu gelombang tinggi air laut.
“Khusus kepada masyarakat nelayan, kami berharap agar mewaspadai angin kencang. Tidak melakukan aktivitas di laut saat cuaca sedang tidak baik. Selain memicu gelombang tinggi air laut, angin kencang juga besar berpotensi membuat pohon roboh, masyarakat tidak dianjurkan berteduh atau memarkirkan kendaraannya di bawah pohon. Lakukan penebangan pohon secara mandiri di area tempat tinggal jika dirasa membahayakan,” jelasnya.
Selain itu, BPBD juga mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih, dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sebab, hal ini dapat memicu terjadi banjir.
“Kami juga menghimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran air (drainase), yang berdampak pada terjadinya banjir. Jika terjadi bencana, segera melaporkan ke pemerintah terdekat seperti desa, kecamatan,” tutup Abdul Muthalib Dunggio. (Lan)