WARTANESIA – Harapan masyarakat petani sawah di Kecamatan Duhiadaa untuk bisa kembali menanam seakan digantung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pohuwato.
Pasalnya, saluran irigasi yang merupakan satu-satunya prasarana perairan di wilayah tersebut hingga saat ini belum juga selesai dikeruk. Padahal keluhan ini sudah disampaikan kepada Bupati Saipul A. Mbuinga pada tanggal 8 Januari 2024 silam.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu warga Kecamatan Duhiadaa, Muslimin Antu kepada awak media ini. Dirinya mengaku kesulitan dalam melakukan pengairan dari saluran irigasi menuju sawah dikarenakan adanya endapan sedimentasi.
“Sampai dengan saat ini hasil dari pengerukan sedimentasi tersebut belum bisa kita rasakan. Terlebih kita yang berada di Kecamatan Duhiadaa, masih kesulitan untuk mengairi sawah karena masih ada sedimentasi,” tuturnya, Sabtu (13/01/2024).
Diketahui, ada 3 titik yang terdapat sedimen yaitu irigasi sekunder di Desa Bulili kurang lebih 5 KM, pintu klep di Desa Mootilango, serta beberapa saluran tersier yang masih tersekat yang berada di 3 desa yaitu Desa Padengo, Desa Duhiadaa dan Desa Mekar Jaya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR, Risdiyanto Mokodompit mengatakan, saat ini pengerukan sedimentasi tersebut sementara berlangsung. Oleh karena itu, kata dia, saluran irigasi tersebut untuk sementara ditutup.
“Saat ini sudah tahapan pengerukan, kemarin Pak Bupati sudah kerahkan alat. Jadi masih ditutup sementara saat pengerukan sedimentasi itu,” tandas Risdiyanto.
Ditanya estimasi waktu pengerjaan pengerukan sedimentasi, Risdiyanto menyarankan agar pertanyaan tersebut ditanyakan langsung ke Camat Duhiadaa, Ali Mbuinga.
“Coba tanya sama Pak Camat karena beliau yang koordinasi di lapangan. Camat Duhiadaa, Pak Ali,” tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media Wartanesia.id masih berusaha untuk melakukan konfirmasi kepada Camat Duhiadaa, Ali Mbuinga, namun belum dapat tersambung. (rik)