WARTANESIA – Pekerjaan Bendung Taluduyunu di Kecamatan Marisa, oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo sejak Juni 2023 menciptakan kondisi memperihatinkan di tengah masyarakat petani yang berada di 3 Kecamatan (Marisa, Buntulia, Duiadaa).
Pasalnya, hingga akhir tahun 2024 ini, puluhan ribu hektar sawah yang ada tidak lagi berproduksi. Selain kemarau, tidak adanya pengairan yang bersumber dari Bendung Taluduyunu, menjadi penyebabnya.
Tidak hanya petani sawah, masyarakat petani kebun juga merasakan hal yang sama. Kondisi sektor pertanian di Pohuwato benar-benar tidak baik-baik saja. Ini sebagaimana diutarakan oleh salah satu tokoh masyarakat Pohuwato, Nawaf Hunowu.
Menurutnya, keadaan saat ini semestinya tidak terjadi jika pemerintah melalui Dinas Pertanian berperan.
“Kami menilai, Dinas Pertanian Pohuwato ini sama sekali tidak ada peran dan inovasi. Harusnya, kondisi seperti yang terjadi saat ini sudah lebih dulu diantisipasi,” ujar Nawaf, Senin (4/12/2023).
“Masyarakat petani sawah sudah berbulan-bulan tidak menanam, sawah kering karena ada pekerjaan Bendung Taluduyunu, petani kebun sulit menanam karena bibit yang susah didapat,” sambungnya.
Dinas Pertanian Pohuwato kata dia, harus aktif bergerak dan berinovasi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan pertanian sesuai harapan.
“Kita tidak boleh lupa, Pohuwato merupakan daerah penyumbang pangan terbesar di Provinsi Gorontalo. Kalau melihat kondisi saat ini, jangankan menyumbang, untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya sendiri, Pohuwato sulit,” terang Nawaf.
Dirinya berharap, ke depan, Dinas Pertanian harus lebih memaksimalkan kinerjanya. “Dinas Pertanian adalah perpanjangan tangan pemerintah, harus aktif, inovatif, tahu kondisi di masayarakat. Kalau begini, kami menilai pemerintah melalui dinas, gagal,” tukasnya (Lan)