Site icon WARTANESIA

Catatan Jurnalis : Aksi G-21 S, 600 Polisi Ada di Mana saat Pembakaran Kantor Bupati Pohuwato?

Oleh : Goesland Latarawe - Ketua SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Pohuwato

Kamis (21/9/2023) aksi unjuk rasa oleh Forum Persatuan Ahli Waris Penambang Pohuwato dilangsungkan. Pagi itu, sekitar pukul 08.00 wita, sebelum menuju titik aksi di wilayah Perusahaan Pani Gold Project, Desa Hulawa, massa lebih dulu berkumpul di lapangan Desa Buntulia Utara, Kecamatan Buntulia.

Ada lebih dari 1.000 orang berkumpul saat itu. Mereka tergabung dalam Forum Persatuan dan Ahli Waris IUP OP 316 dan Ahli Waris Penambang Pohuwato. Ada 4 point tuntutan yang diserukan yakni :
1. Kembalikan hak (lokasi) warisan leluhur masyarakat penambang Pohuwato.
2. Hentikan aktivitas di atas tanah warisan leluhur masyarakat penambang Pohuwato.
3. Selesaikan seluruh apa yang jadi hak-hak kami atas lokasi 2.135 titik sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Jika tidak diselesaikan maka,
4. Kembalikan IUP OP 316 milik kami masyarakat penambang Pohuwato.

Sekitar pukul 9.37 wita, massa bertolak menuju Desa Hulawa. Jarak dari Lapangan Buntulia, Desa Buntulia menuju titik aksi di Desa Hulawa sekitar kurang lebih 5 KM. Di sana,ribuan demonstran disambut ratusan anggota kepolisian yang telah lebih dulu tiba di lokasi, melakukan penjagaan serta pengamanan.

Sebagai seorang pewarta/jurnalis yang melakukan peliputan jalannya aksi unjuk rasa dari awal hingga selesai, saya mencoba mengurai satu persatu puzzle peristiwa yang saya rekam dan saksikan sendiri. Muncul kemudian pertanyaan, di manakah 600 Anggota Polisi Polda Gorontalo saat Kantor Bupati Pohuwato dibakar massa? Berikut penulis mencoba mengurainya.

Dari data yang saya dapatkan, Senin (18/9/2023), surat pemberitahuan aksi telah lebih dulu disampaikan oleh demonstran ke pihak Kepolisin Polres Pohuwato. 600 personil pun disiapkan Polda Gorontalo guna melakukan pengamanan.

Baca (Besok, Penambang Pohuwato Turun ke Jalan, 600 Personil Polisi Diterjunkan).

Di sisi lain, pihak kepolisian juga meminta bantuan pengamanan atau BKO dari Kodim 1313 Pohuwato, sebanyak 30 anggota TNI (data Kodim 1313 Pohuwato). Itu artinya, Polda Gorontalo telah benar-benar siap melakukan pengamanan di Pohuwato.

Kurang lebih pukul 10.45, massa bentrok dengan apparat Kepolisian di Hulawa. 3 Polisi terinformasi diamuk massa dan terpaksa dilarikan ke unit perawatan milik Perusahaan. Massa masih belum beranjak.

Sekira pukul 11.13 (data/waktu berdasarkan rekaman video), lebih dari 100 massa menuju salah satu titik vital milik PT. PETS, yakni Pioner. Di sini, beringasnya massa aksi tidak terkendali. Ada lebih dari 50 anggota Polisi, dan beberapa saja dari unsur TNI yang terlihat berjaga. Hujan batu tak terhindarkan, semua bangunan dan benda yang dijumpai, dirusak massa dengan hujaman batu, termasuk belasan kendaraan operasional milik perusahaan dirusak dan digulingkan warga. Telihat, aparat tidak mampu menghalau massa.

Pukul 11.27 wita, massa aksi masih bertahan di kawasan Pioner. Lemparan batu sesekali masih terjadi. Di waktu yang sama (11.27 wita), datang lagi ratusan massa bergabung. Kali ini, kedatangan massa susulan dikawal Anggota Polisi bersenjata lengkap. Mereka dari satuan Brimob Polda Gorontalo yang dipimpin Kapolres Pohuwato, Joko Sulistiono.

Beberapa saat kemudian sekitar Pukul 11.35, massa membubarkan diri dari Kawasan Pioner. Mereka berteriak akan menuju titik sasaran kedua perusahaan, yakni PBC (Pani Base Camp). Kapolres dan pasukan masih bertahan di Pioner.

Jarak dari Pioner ke PBS sekitar 3 sampai 4 KM. Massa yang tiba di PBC sekitar pukul 11.50 wita lagi-lagi anarkis. Tidak hanya merusak, di sini massa membakar sejumlah bagian PBC. Beberapa di antaranya mess karyawan, pusat bahan bakar, hingga kantin. Ada 6 titik api terlihat, api paling besar disertai asap tebal terlihat mengepul di sisi timur PBC, yakni salah satu gudang penyimpanan. Tidak ada mobil pemadam dan water canon terlihat di sana, selain APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Sejumlah anggota Polri yang berjaga tak mampu menghalau massa.

Bersama kurang lebih 100 an anggota Polisi bersenjata lengkap, pukul 12.12 wita, Kapolres Pohuwato Joko Sulistiono tiba di Kawasan PBC. Kepolisian berhasil membubarkan massa setelah semua hancur dirusak dan dibakar warga. Pukul 12.54, massa menarik diri dan menyerukan akan menuju Kota Marisa. Saat itu, Kapolres Pohuwato dan pasukan masih bertahan di kawasan PBC.

Jarak dari PBC ke pusat Kota Marisa sekitar 12 KM. 20 menit setelahnya, Kantor milik KUD Dharma Tani Marisa yang baru dibangun di Desa Sipatana, Kecamatan Buntulia, serta kantor lama di Desa Marisa Selatan, Kecamatan Marisa, rusak diamuk massa. Tidak berhenti di sana, massa kemudian menyerukan pergerakan menuju Kantor Bupati Pohuwato.

Tiba di Kantor Bupati Pohuwato sekitar Pukul 14.08, massa langsung melempari Gedung kebanggan masyarakat Pohuwato itu dengan batu dan kayu. Keadaan semakin tidak terkendali. Hanya ada beberapa Anggota Polisi dan Satpol PP  yang terlihat berjaga. Mereka tak bisa menghadang massa. Seisi Kantor Bupati Pohuwato diobrak-abrik. Pecahan kaca terlihat di semua sudut dan bagian ruangan di gedung itu, sebelum akhirnya kemudian ludes terbakar.

Pukul 14.20, massa merusak Kantor DPRD Pohuwato. Situasinya sama dengan yang terjadi di Kantor Bupati. Warga mencoba membakar gedung itu, namun sejumlah Anggota TNI dari Kodim 1313 Pohuwato berhasil memadamkan api menggunakan alat seadanya. Tak puas merusak Kantor DPRD, terdengar seruan dari salah satu Korlap menyerukan massa menuju Rumah Dinas Bupati Pohuwato. Rumah jabatan yang hanya dijaga Satpol PP 1 x 24 jam itu hancur seketika.

Pukul 15.53, Puluhan Anggota Brimob tiba di Kantor Bupati yang telah habis terbakar. Menggunakan sepeda motor dan bersenjata lengkap, Polisi mengejar dan menangkap sejumlah warga. Letusan tembakan gas air mata berdentuman. Warga kocar-kacir. Kapolda terlihat di saat ini. Polisi juga sempat bersitegang dengan sejumlah awak media yang melakukan peliputan. Pers dilarang mengabadikan situasi saat itu.

Ketegangan masih berlanjut. Kali ini di pintu masuk Kawasan Block Plan Perkantoran Marisa. Di sini, Ratusan massa yang terkonsentrasi, head to head dengan aparat. Dentuman senjata gas air mata diletuskan berkali-kali. Ruas jalan Trans Sulawesi itu sempat macet. Puluhan kendaraan yang dicurigai milik penambang pun diamankan dan diangkut. Terlihat juga beberapa warga ditangkap.

Sekitar Pukul 17.19 wita, pasukan yang dipimpin Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Angesta Romano Yoyol ditarik menuju Mapolres Pohuwato.

Berikut tanya jawab Kapolda dengan awak media saat konfrensi pers di Mapolres Pohuwato, usai unras berujung anarkis :

“Kita lihat jumlah massa dengan jumlah Polisi di sana jauh. Karena kita mengamankan di sini ada 12 titik yang kita jaga. Dan juga polisi hanya 30 orang, dengan massa sekian ribu, tidak akan berimbang.”

“Itu kita tidak bisa sampaikan di sini karena semuanya kita jaga.”

Kalau kecolongan nggak mungkin, karena kita melakukan pengamanan itu sudah satu minggu ya. Dan pendekatan kita lakukan sudah satu bulan, mulai dari sosialisasi tentang akan adanya tali asih,kita lakukan sosialisasi. Mereka berdemo di kantornya pak bupati, di terima pak bupati, kita amankan. Di pak dewan (DPRD) kita amankan, mereka mebuat tenda di kantor DPR (Pohuwato), kita amankan.

Exit mobile version