WARTANESIA – Banyaknya edaran palsu yang mencatut nama Bank Rakyat Indonesia (BRI) membuat Kepala BRI Cabang Marisa, Abdul Muis Pali, angkat bicara.
Ketika didatangi oleh beberapa awak media di ruang kerjanya, Rabu (09/11/2022), Abdul Muis menjelaskan jika faktor yang mempengaruhi beredarnya informasi bohong tersebut adalah minimnya pengetahuan tentang digitalisasi.
“Apabila masyarakatnya paham dengan ketentuan, tidak mudah menerima informasi yang tidak benar, pasti tidak mudah untuk dimanfaatkan. Mungkin karena kurangnya literasi digital maka masyarakat kita gampang terbuai dan dimanfaatkan,” ujarnya.
Abdul Muis menghimbau agar masyarakat dapat lebih bijak dalam menerima informasi dan selalu melakukan proteksi terhadap segala jenis transaksi yang akan dilakukan. Hal ini, kata dia, untuk mengantisipasi akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya.
“Pada prinsipnya apabila nasabah tidak memberi tahu apa yang menjadi rahasia, seperti misalnya nomor rekening, kode OTP (One Time Password), nomor kartu, PIN, hingga user dan password internet/mobile banking, maka mereka para pelaku tindak pidana juga tidak akan mendapatkan ruang untuk melakukan penipuan,” lanjutnya.
Kepada masyarakat, dirinya meminta agar tidak tergoda dengan hadiah-hadiah yang ditawarkan para pelaku, atau bahkan tentang edaran yang menyebutkan bahwa ada perubahan biaya transaksi di BRI. Dirinya juga menyebutkan jika masyarakat dapat memperoleh informasi perbankan hanya lewat media resmi BRI.
“Jika masyarakat mendapatkan kejadian semacam ini, maka segera laporkan ke situs, media, dan saluran resmi BRI. Saluran informasi tersebut berupa Website: www.bri.co.id, Instagram: @bankbri_id, Twitter: @bankbri_id, @kontakbri, @promo_BRI, Facebook: Bank BRI, Youtube: Bank BRI, Tiktok: @bankbri_id dan Contact BRI 14017/1500017,” pungkasnya. (rik)