WARTANESIA – Suryaharto Polumulo akhirnya angkat bicara terkait isu yang menyebutkan dirinya ikut ‘nimbrung’ dalam massa aksi Desa Buntulia Barat di DPRD Kabupaten Pohuwato dan Inspektorat Daerah Kabupaten Pohuwato, pada Jum’at, 12 Agustus 2022, kemarin.
Menurutnya, ikut serta dalam massa aksi merupakan reaksi murni dari keresahannya melihat lambatnya serangkaian proses hukum untuk menindaki dugaan korupsi oleh oknum Kepala Desa Buntulia Barat, Kecamatan Duhiadaa.
“Apa yang di isukan itu tidak benar. Itu memang sudah menjadi janji politik kita bahwa menang ataupun kalah, kita tetap akan mengawal persoalan korupsi ini,” ujar Aleg Fraksi Gerindra itu pada Wartanesia.id, Sabtu (13/08/2022).
Suryaharto mengaku bahwa sebelumnya pihak mereka dituding memiliki kasus oleh oknum Kepala Desa tersebut. Padahal kata dia, pihak Oknum Kepala Desa yang sebenarnya memiliki persoalan dengan hukum.
“Sebelumnya kan kita dituding punya masalah hukum, padahal faktanya bahwa dialah yang punya persoalan dengan hukum, bukan kita,” jelasnya.
“Saya hanya berharap kasus ini segera ditindaki. Jangan diperlambat. Apalagi keterlambatannya ada di pihak Inspektorat, seolah-olah ada pihak yang berusaha agar kasus ini ditutup-tutupi,” lanjut Ayah Ato (sapaan akrab Suryaharto).
Ketika ditanya tentang dirinya yang terlihat marah-marah pada ketua DPRD Kabupaten Pohuwato, Nasir Giasi, Suryaharto mengaku saat itu sudah terlampau emosi. Ia juga mengungkapkan bahwa persoalan ini akan dibahas dalam internal DPRD Kabupaten Pohuwato.
“Saat itu saya sudah terlampau emosi. Nanti akan ada pembahasan tentang itu di internal DPRD,” pungkasnya. (rik)