WARTANESIA – Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Kabupaten Pohuwato bersama pelaku usaha tambang melakukan normalisasi daerah aliran sungai di Desa Taluduyunu Utara, Kecamatan Buntulia.
Limonu Hippy selaku ketua DPC APRI Kabupaten Pohuwato menjelaskan, daerah aliran sungai yang berada di Desa Taluduyunu Utara tersebut tertutupi sedimentasi akibat dampak dari aktivitas pertambangan.
Limonu menjelasjan bahwa pengerukan sedimentasi disaluran irigasi ini sudah yang kesekian kalinya. Bahkan sebelumnya kata Limonu, pihaknya telah melakukan pengerukan sejauh 7 Kilometer sampai dipenghujung saluran Duhiadaa dan Buntulia Barat yang didampingi oleh petugas pengairan.
“Itu semua dilakukan sebagai wujud komitmen dan kepedulian penambang terhadap petani sawah agar tidak saling merugikan antara aktivitas tambang dan aktivitas pertanian itu sendiri,” jelas Limonu.
Lebih lanjut Limonu menjelaskan, kegiatan normalisasi adalah bentuk kepedulian para peluku usaha terhadap lingkungan, khususnya daerah aliran sungai.
“Tentu ini menjadi tanggungjawab bersama khususnya para pelaku usaha itu sendiri. Sehingganya, kegiatan normalisasi sungai ini wajib dilakukan karena hal tersebut bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang terdampak aktivitas pertambangan itu sendiri,” Jelas Limonu kepada media ini.
Tidak hanya itu, kata Limonu, normalisasi daerah aliran sungan tersebut juga merupakan jawaban yang selama ini di keluhkan sebagian masyarakat akibat menumpuknya sedimentasi.
“Pada dasarnya APRI kepentingannya tidak sekedar memikirkan bagaimana penambang bisa beraktivitas ditambang, tetapi APRI berupaya juga untuk mengedukasi penambang untuk bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari aktivitas tambang itu sendiri,” ujar Limonu.
Sementara itu, Camat Buntulia, Irfan Lalu mengucapkan terima kasih kepada para peluku usaha melalui DPC APRI Pohuwato yang telah kembali melakukan Normalisasi Sungai yang berada di Taluduyunu Utara, Kecamatan Buntulia.
“Terimakasih kepada pelaku usaha tambang maupun APRI Pohuwato yang kembali melakukan pengerukan sedimentasi. Bahkan, pengerukan itu akan menyisir di areal persawahan,” tutup Irfan. (rik)