WARTANESIA – Belum lama ini, warga Kabupaten Pohuwato dihebohkan dengan beredarnya rekaman suara berdurasi 1 menit 15 detik yang diduga percakapan milik Wakil Bupati Suharsi Igirisa dan supir pribadinya Muis.
Rekaman tersebut memperdengarkan percakapan antara diduga Wakil Bupati Pohuwato, Suharsi Igirisa dan supirnya Muis Dunggio.
Sontak, rekaman tersebut menjadi perbincangan meski sudah dihapus. Spekulasi di masyarakat kemudian bermunculan. Tidak sedikit yang mempertanyakan soal hubungan sopir dan Wakil Bupati, adanya dugaan perselingkuhan, hingga kapasitas supir pribadinya yang berani mengeluarkan nada tinggi kepada Wakil Bupati Pohuwato.
Merasa tidak nyaman dengan adanya isyu negatif dan pemberitaan yang ada. Suharsi Igirisa angkat bicara.
Mengkonfirmasi hal ini pada Kamis (31/3/2022) , Suharsi Igirisa membenarkan ihwal rekaman tersebut. Kepada media ini ia menyampaikan bahwa, peristiwa tersebut terjadi di Bali pada awal bulan Maret tahun 2022, meski dirinya tidak menyebutkan secara detil tanggal peristiwa.
“Rekaman itu saat pelaksanaan RUPS di Bali awal Maret kemarin. Malam itu saya bersama menantu saya serta sejumlah pejabat seperti Ibu Vivi. Kami sedang makan di Pantai Sanur, lalu ke Kuta dan kembali ke Hotel. Saat masih di lobi hotel saya buka WA (WhatsApp), saya membaca postingan Haruna (Yunus Usman/Aleg Pohuwato),” ungkap Suharsi mengawali pembicaraan.
“Di postingan itu dia (Yunus Usman) mengatakan bahwa saya mendominasi tugas Bupati di pemerintahan, dan menyesalkan protokoler yang kadang tidak sesuai. Nah Karena saya merasa punya hubungan baik dengan beliau, maka saya berinisiasi untuk menelpon dia.”
“Supir saya ini melarang karena waktunya sudah larut malam. Namun saya katakan ke supir saya tidak apa-apa. Nada suara supir saya memang seperti itu. Soal tudingan bahwa kenapa bisa supir saya nada suaranya lebih tinggi ke saya, jujur saya katakan bahwa, nada suara supir saya memang seperti itu. Mungkin ketika semua orang yang mendengar pasti menilai lain, tapi kalau mereka kenal lebih dekat pasti mereka paham,” urainya menjelaskan.
Suharsi berharap, persoalan ini tidak dibesar-besarkan hingga dapat berpotensi merusak nama baik keluarga. “Jujur saya sangat menyayangkan adanya isyu-isyu negatif terhadap saya. Hal ini tentu sangat merugikan saya pribadi dan keluarga besar saya. Saya berharap ini tidak terus dibesar-besarkan,” pinta Suharsi. (Wn)