WARTANESIA – Beberapa hari ini, banjir kembali mengintai sejumlah wilayah di Provinsi Gorontalo. Banjir merupakan peringatan keras bagi pemerintah baik itu level kabupaten, kota, atau provinsi di Gorontalo. Terkini, Sabtu (19 Maret 2022), banjir melanda rata-rata seluruh wilayah Gorontalo.
Banjir yang rutin ini menunjukkan bahwa Gorontalo berada pada situasi darurat ekologis. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir kali ini terjadi di empat Kecamatan di Kabupaten Gorontalo.
Total ada lebih dari 400 kepala keluarga yang terdampak. Banjir tersebut diakibatkan oleh meluapnya tiga sungai besar: Sungai Biyonga, Alo-Pohu, dan Molowahu.
Urusan banjir memang bukan persoalan baru di Gorontalo–khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Belum kering dalam ingatan bagaimana banjir memporak-porandakan Kota Gorontalo dan sekitarnya selama dua pekan berturut-turut di tahun 2020. Sementara tahun 2021 kemarin, banjir bahkan menelan korban jiwa di wilayah Kabupaten Gorontalo.
Cuaca ekstrim yang terjadi belakangan, membuat banjir bisa terjadi kapan saja. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Gorontalo mengeluarkan laporan tentang potensi hujan lebat yang masih akan melanda wilayah Gorontalo dalam beberapa hari ke depan.
Atas kondisi tersebut, Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (JAPESDA) memberikan rekomendasi baik kepada masyarakat maupun pemerintah daerah sebagai berikut:
1. Mendorong pemerintah untuk melakukan distribusi bantuan bagi korban banjir secara cepat, tepat, dan terukur.
2. Meminta pemerintah sedini mungkin menerapkan mitigasi bencana. Di antaranya melakukan pengamatan dan penelusuran di tempat yang rawan banjir, membuat peta sederhana (lokasi rawan banjir) disertai dengan rute pengungsian, lokasi posko dan lokasi pos pengamatan banjir.
3. Meminta kepada pemerintah daerah di seluruh wilayah Gorontalo untuk mengoreksi dan mengevaluasi kebijakan pembangunan yang beresiko tinggi terhadap lingkungan hidup dan keselamatan warga secara menyeluruh.
4. Menghimbau kepada warga yang berada di lokasi rawan banjir untuk tetap terus waspada terhadap banjir susulan, dan tetap terus menjaga kesehatan.
Gorontalo, 20 Maret 2022,
Sekertaris JAPESDA,
Sri Dewi Jayanti Biahimo