WARTANESIA – Setelah sebelumnya insentif pegawai syar’i dipangkas, kini puluhan bahkan ratusan guru mengaji di Pohuwato, bakal dikurangi daerah.
Ini sebagaimana keluhan salah satu guru mengaji di Kecamatan Marisa, pada Jumat (25/2/2022). “Kami guru mengaji ini dapat informasi akan ada pengurangan. Dari sekitar kurang lebih 200 guru mengaji, akan dikurangi. Sisanya itu sekitar 80 orang guru mengaji saja,” kata sumber yang tidak ingin namanya disebut.
“Ya mau bagaimana lagi pak, kalau sudah begitu, kami ikuti saja dan hanya bisa menerima. Kalau sudah diatur demikian kami mau tidak mau berhenti,” ungkapnya.
Dikonfirmasi, Assisten Kesra dan Tapem, Arman Mohamad membenarkan informasi tersebut. “Guru ngaji ini mereka dapat insentif dari kementerian agama sebagai penyuluh agama. Tapi ada persyaratannya, harus sarjana. Setelah diseleksi, hanya sebagian yang tercover. Sisanya itu ditampung oleh Pemda,” jelas Arman.
“Sekarang sedang dilakukan verifikasi lapangan sesuai permintaan BPK. Karena, itu ada syaratnya, bukan hanya sekedar guru ngaji saja. Pertama, berapa banyak siswa yang diajari. Ada kami temukan itu satu guru hanya beberapa saja siswanya,” sambungnya.
Terkait dengan guru mengaji yang tidak tercover kementerian, bakal dicover pemerintah. Namun begitu kata Plt. Kadis Infokom ini bahwa, guru ngaji yang dicover pemerintah harus melewati sejumlah persyaratan.
“Namun ada syaratnya bagi yang dicover Pemda. Jumlah muridnya berapa, usianya berapa. Usia itu ada batasan usia. Kalau batasan usia pensiun yang bisa menerima gaji negara itu cuma sampai 58 tahun,” tukas Arman. (Lan)