WARTANESIA – Ketua Umum MKI, Wiluyo Kusdwiharto mengungkapkan, FABA kini semakin menjadi tumpuan yang dapat mendukung pengembangan industri. Termasuk industri berat, misalnya di sektor pertahanan.
“FABA tak hanya untuk dijadikan bahan paving-block atau batako, tetapi juga untuk industri-industri berat seperti bandara, atau konstruksi lainnya,” jelas Ketum MKI, Wiluyo Kusdwiharto.
Komisaris Utama PT. Bukit Pembangkit Innovative, Sri Andini menegaskan, tidak ada satupun negara di dunia yang mengkategorikan FABA sebagai limbah B3, namun sebagai limbah saja.
FABA di negara lain kata dia, telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Sejauh ini jelas Sri Andini, pihaknya sudah melakukan uji laboratorium untuk melihat kandungan material yang ada dalam FABA.
Melakukan pemilihan pemanfaatan yaitu sebagai bahan baku pembuatan semen, pembuatan batako, penurunan air asam tambang di PTBA, penggunaan sebagai material pengeras jalan dan pembuatan gipsum.
Saat ini, baru dua metode pemanfaatan yang dijalankan yaitu sebagai bahan baku semen baturaja dan pembuatan batako (mesin dan peralatan sudah ada di lokasi).
Bahkan kata Sri Andini, pemanfaatan limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), untuk campuran beton, bisa menghemat anggaran infrastruktur sebesar Rp4,3 triliun. (Rls/Wn)