Aktivitas PETI di Pohuwato Makin Membahayakan Kehidupan, Sawah dan Lahan Pertanian Sudah Tercemar Merkuri

WARTANESIA – Kondisi air yang mengairi lahan pertanian di Pohuwato semakin hari ternyata kian menghawatirkan. Sebabnya, terindikasi di beberapa titik sawah dan lahan pertanian yang ada saat ini, telah tercemar merkuri yang kandungannya berada diatas ambang batas.

Hal ini menjadi perhatian dari anggota DPR Provinsi Gorontalo, yang diungkapkan pada saat kunjungan reses Kabupaten Pohuwato, pada Rabu (10/3/2021).

banner 468x60

Adalah Hidayat Bouty, Aleg Dapil VI, Pohuwato-Boalemo, dari Partai Demokrat ini, meminta Pemda Pohuwato, untuk menginformasikan kondisi yang membahayakan ini, ke masyarakat, serta meminta Pemda Pohuwato, segera mengatasi persoalan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI), yang diduga kuat menjadi penyumbang terbesar atas tercemarnya air di Pohuwato, dengan bahan merkuri dan zat kimia yang berbahaya.

“Pemda harusnya mempublikasikan kondisi ini ke masyarakat, agar efek jangka panjang yang diakibatkan oleh merkuri ini bisa diminimalisir. Besar kemungkinan, hasil pertanian yang ada juga ikut tercemar merkuri dan zat kimia berbahaya lainnya,” ungkap Hidayat.

Reses Anggota DPRD Provinsi Gorontalo di Pohuwato, dan tengah membahas isyu pertambangan. (yoga)

Menanggapi hal ini, Pj. Sekda Pohuwato, Iswanta menjelaskan, pencemaran lingkungan dengan zat berbahaya merupakan salah satu dampak buruk yang timbul akibat dari aktifitas PETI di Pohuwato.

“Pasti konsekwensi dengan adanya peti ini, penambangan liar, itu kan tidak terkontrol terkait dengan pencemaran lingkungan. Karena para penambang PETI ini kan menggunakan bahan kimia. Yang bahan kimia ini langsung terbuang ke sungai ataupun ke aliran-aliran irigasi,” jelas Iswanta.

“Memang ada indikasi, beberapa tempat hasil pengujian Lab nya itu, kandungan kimianya cukup tinggi, dan itu belum secara resmi dilakukan penelitian oleh Dinas Provinsi maupun Dinas Kabupaten terkait kandungan kimia di hasil pertanian kita,” pungkasnya. (Yo)

banner 468x60