WARTANESIA – Di banyak negara, FABA sudah berpotensi menjadi primadona baru dalam pengembangan industri. Ini sebagaimana dijelaskan Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST, MT.
Menurut Dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), yang gigih melakukan penelitian terkait manfaat FABA ini, potensi abu batu bara juga semakin besar.
Ia bahkan mengibaratkan, limbah batu bara yang tidak termasuk bahan beracun berbahaya (B3) tersebut sebagai ‘Cinderella yang tidak dirindukan’.
“FABA ini seperti Cinderella yang sedang menunggu pinangan seorang pangeran,” ungkap Januarti.
Ia juga memastikan, FABA merupakan limbah padat tak beracun, bahkan di banyak negara, limbah ini sudah memberikan manfaat ekonomis bagi warganya.
Januarti menegaskan, penelitian yang dilakukannya selama ini, FABA setidaknya dapat menghasilkan bahan konstruksi alternatif, yaitu menggantikan tanah liat dengan fly ash sebagai bahan pembuatan batu bata merah, untuk perusahaan batu bata.
Ia menegaskan, pemanfaatan limbah nonB3 ini sebagai bahan baku yaitu pemanfaatan limbah nonB3 khusus seperti fly ash batubara dari kegiatan PLTU dengan teknologi boiler minimal CFB (Ciraiating Fluidi”zed Bed), dimanfaatkan sebagai bahan baku kontruksi pengganti semen pozzolan. (Rls/Wn)