Polres Boalemo Ungkap Kronologi Tewasnya Siswa Alkhairat Tilamuta saat Mandi di Sungai

WARTANESIA – Warga Desa Mohungo, Kecamatan Tilamuta, Boalemo, digegerkan dengan penemuan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, yang ditemukan tak bernyawa usai tenggelam di Sungai Dilehito, Dusun II, pada Jumat (8/11/2024) pagi.

Informasi tersebut segera menyebar luas di kalangan masyarakat. Usai menerima informasi warga, Pihak Kepolisian Polres Boalemo pun bergerak cepat turun ke TKP (Tempat Kejadian Perkara).

banner 468x60

Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi, S.I.K., melalui Kasat Reskrim Polres Boalemo, IPTU Saiful Zakatara, SH., ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

“Ya benar, pada hari Jumat, 08 November 2024, pukul 09.30 wita, bertempat di Sungai Dilehito Dusun II (Tohulito), Desa Mohungo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, telah ditemukan salah satu  santri Al-Khairat meninggal karena tenggelam di sungai,” ungkap Saiful.

Kronologi Kejadian

Kepada media ini, Saiful menjelaskan kronologi kejadian, hingga korban ditemukan, yang berhasil didapat dari sejumlah saksi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kepolisian Polres Boalemo, pada pukul 07.00 wita, saksi bernama Mukmin Abd. Azis yang merupakan Security MTSN Alkhairat Tilamuta, tempat korban bersekolah, melaksanakan piket. Situasi pondok saat itu terlihat aman dan kondusif.

Pada pukul 08.00 wita, tanpa sepengetahuan Securyti, teman korban inisial FDA (12) mengajak korban untuk membeli makanan di luar lingkungan sekolah. Mereka keluar dari pondok dengan cara menerobos celah lubang pagar di depan sekolah.

Saat berada di tempat penjual nasi yang tak jauh dari sekolah, korban mengajak FDA untuk mandi di Sungai Tohulito. Tak berselang lama, beberapa teman korban yakni ADC, HB kemudian menyusul.

“Tdak lama kemudian Lk ADC dan Lk HB menyusul keluar pondok untuk membeli nasi, namun langsung diajak korban untuk mandi di sungai, dan mereka pun setuju. Korban juga mengajak 3 temannya yakni FB, RL, dan FT, yang masih berada di dalam lingkungan sekolah,  dan ketiganya pun berhasil keluar pondok dan korban langsung mengajak untuk ke sungai,” jelas Saiful.

Korban bersama 6 temannya kemudian menuju Sungai Dilehito. Sesampainya di sini, mereka mandi dan berenang di sungai. Belum lama mandi, rekan korban, ADC, tenggelam. Korban pun langsung berupaya menyelamatkan ADC.

“Pada saat diselamatkan, ADC panik memeluk korban untuk bisa menyelamatkan diri. Namun Korban yang menyelematkan ADC justru tenggelam ke dasar karna postur tubuhnya lebih kecil.  Melihat kondisi tersebut, FB langsung membantu menyelamatkan ADC untuk dibawa ke tepi sungai,” urai Saiful.

Setelah berhasil membawa ADC ke tepian sungai, FB bergegas menyelamatkan korban. Namun saat itu, korban sudah tidak terlihat lagi. Sontak, mereka panik dan berteriak meminta tolong.

“Pada saat itu, ada 3 orang santri lainnya secara kebetulan melintas di jalan setapak yang berada tidak jauh dari TKP. Mendengar teriakan tersebut, mereka langsung bergerak ke TKP dan berusha mencari korban, namun tidak ditemukan,” kata Saiful.

Pada saat bersamaan, seorang warga bernama DT,  sedang mencuci gerobak sapi tak jauh dari lokasi tenggelamnya korban. Mendegar dan melihat kejadian tersebut, DT berupaya menolong dan mengajak warga lainnya bernama DT, untuk mencari korban di dasar sungai.

“Pada saat itu, Lk. ZT menemukan korban dengan menyentuh badan korban menggunakan kaki, melihat dalamnya sungai Lk. Zainudin menyuruh 3 orang santri tersebut untuk menarik korban ke permukaan air dan membawa ke pinggir sungai. Pada pukul 09.00 wita, korban berhasil dievakuasi, diangkat ke daratan,” kata IPTU Faisal.

“Setelah berhasil dievakuasi, mulut korban mengeluarkan busa. Warga yang berdatangan berupaya menyelamatkan korban, namun sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dengan kondisi sudah mengeluarkan busa di mulut dan mengeluarkan darah dari hidungnya,” kata Saiful menjelaskan.

Tindakan Kepolisian (Satreskrim) Polres Boalemo

Kasat Reskrim Polres Boalemo, IPTU Saiful Djakatara, mengatakan, pihaknya kini telah mengamankan lokasi kejadian dengan memasang garis polisi.

“Langkah yang kita lakukan yakni, mengamankan TKP, memasang Police Line, mendampingi dan mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Tani Nelayan (RSTN) Boalemo,” turut Saiful.

Saiful juga mengatakan bahwa, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Saat ini, korban telah dibawa oleh kedua orang tua dan keluarga menuju Kabupaten Pohuwato, untuk dilakukan pemakaman. (Lan)

banner 468x60