WARTANESIA – Faktor kenyamanan dan keamanan menjadi hal yang wajib ada dalam industri pariwisata, baik yang dikelola secara langsung oleh pemerintah maupun swasta. Hal ini penting dilakukan untuk menarik minat wisatawan datang ke tempat wisata.
Namun, apa jadinya jika wisatawan yang berkunjung ke satu tempat, tidak mendapatkan jaminan rasa aman dan nyaman? Seperti halnya yang terjadi di Wisata Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Sepasang suami istri, konten creator dengan nama Jajago Keliling Indonesia, memperlihatkan betapa buruknya pengelolaan pariwisata di Pohuwato. Padahal, Desa Torosiaje merupakan salah satu destinasi wisata paling diunggulkan di daerah ujung barat Provinsi Gorontalo ini.
Dalam unggahannya di akun Fanspage Facebook Jajago Keliling Indonesia itu, terlihat 2 orang pria sedang berada di parkiran wisata Torosiaje menagih biaya parkiran hingga mencapai 120 ribu Rupiah. Padahal, diketahui pasangan suami istri itu berada di kawasan wisata tersebut hanya 3 hari. Video berdurasi 0.44 detik itu disertai caption “Awalnya deal 20rb/haru. Eh tiba-tiba ada yang yamperin.”
Dalam video singkat itu juga dijelaskan jika awalnya, sesuai kesepakatan, biaya parkiran tersebut sebesar 20 ribu rupiah/hari.
“Tadi om acong bilang, dia bilang bang mohon maaf bang, sebenarnya harga parkiran itu hanya Enam puluh ribu aja. Kan permalam dihitung Dua puluh ribu, tapi ya karena ada bapak di sebelahnya, ya sudah, kita ikut saja,”
Dilihat pada Senin (1/7/2024) pagi, video yang diunggah pada Minggu (30/6/2024) ini pun telah dibanjiri 235 komentar.
“Yaa Ampun… Padahal kalo Koko dan Cici dah parkir situ bakal bisa rekomen tmpatnya… Aiiih…. Sayang yaa …” komentar akun Linda Kadili Ummu Al.
“Buat yg nonton video ini. Yg punya t4 wisata, tolong di tertib kan.. Jika gk di tertib kn yg calok2 nii.. Auto bakalan sepi pengunjung dan pendapatan daerah pst berkurang..” tulis akun Ko Jeck.
“Ada bentor? Apa ini di torosiaje??? Waduh kalau betul.. Tolong pihak terkait di usut dulu tukang parkir daerah situ. Karna bisa membuat para pengunjung tdk nyaman. Gimana bisa maju pariwisatanya kalau tukang parkirnya Gaya premanisme,” ungkap akun Zulkifli Akuba.
“Pemerintah setempat gmana nih?” timpal akun Stevie Koyong.
Dikonfirmasi, Dinas Pariwisata Pohuwato, melalui Kepala Bidang Pariwisata, Herman Abdullah, membenarkan kejadian tersebut.
“Kita sudah lihat videonya. Itu memang di Torosiaje. Namun perlu kami sampaikan bahwa, Pemda tidak memungut biaya parkiran, itu gratis. Yang dikenakan biaya itu hanya masuk kawasan wisata. Itu ulah oknum yang tidak dapat kita prediksi,” ungkap Herman.
Herman juga mengakui, kewenangan pengelolaan parkiran di wisata Torosiaje merupakan tanggungjawab Dinas Pariwisata.
“Soal parkiran itu kewenangan kita (Dinas Pariwisata). Hanya saja ini tugas lintas sektor, ada Satpol PP, Kepolisian, tapi faktor anggaran menjadi kendala. Mungkin untuk lebih jelasnya nanti bisa ke atasan saya,” pungkasnya. (Lan)