WARTANESIA – Warga di Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, digemparkan oleh fenomena hujan yang tak biasa pada Sabtu (15/2/2025). Hujan yang turun dengan butiran menyerupai jelly ini mencuri perhatian warga setempat dan menjadi viral di media sosial.
Fenomena aneh ini dimulai ketika hujan mengguyur wilayah Kecamatan Tomilito. Warga mulai merasa curiga karena suara air hujan yang jatuh di atas atap rumah terdengar lebih keras dari biasanya. Namun, kejadian semakin mencurigakan ketika butiran hujan yang jatuh terlihat berserakan di luar rumah.
Sebagian warga awalnya mengira butiran tersebut adalah es. Namun, saat disentuh, butiran hujan tersebut terasa kenyal dan lengket, mirip dengan tekstur jelly. Hal ini pun menghebohkan warga setempat dan dengan cepat menyebar di media sosial.
“Saat itu torang (kami) kira es batu, tapi pas dipegang ternyata kenyal dan lengket,” tulis salah satu netizen yang turut mengunggah kejadian tersebut di media sosial.
Menyikapi fenomena hujan jelly ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo memberikan penjelasan terkait kemungkinan penyebab kejadian tersebut. Dalam unggahannya, BMKG menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memicu fenomena hujan dengan butiran menyerupai jelly, di antaranya:
Proses Biologis:
Hujan jelly sering kali disebabkan oleh hewan laut kecil seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang. Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan.
Fenomena Meteorologi:
Angin yang sangat kuat bisa mengangkat bahan-bahan dari permukaan laut atau kolam, yang kemudian terbawa ke atmosfer dan turun kembali sebagai hujan ketika kondisi memungkinkan.
Pencemaran atau Limbah:
Beberapa kasus hujan jelly bisa juga terkait dengan limbah industri atau pencemaran air, yang menghasilkan bahan-bahan gelatin atau mirip jelly, meskipun hal ini sangat jarang dan lebih mengarah ke fenomena yang merusak lingkungan.
“Untuk mengetahui penyebab secara pastinya membutuhkan penelitian lebih lanju,” tulis BMKG Gorontalo. (Lan)