WARTANESIA – Ketua DPRD Pohuwato, Beni Nento, menyatakan pihaknya akan mengambil langkah tegas untuk menyikapi krisis air bersih yang melanda Kecamatan Popayato serumpun. Menurutnya, masalah ini diduga kuat dipicu oleh aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang mencemari sumber air bersih.
Dalam wawancara di Kantor Bupati Pohuwato pada Selasa (21/1/2025), Beni mengungkapkan bahwa DPRD Pohuwato telah memutuskan untuk turun langsung ke wilayah terdampak guna meninjau kondisi di lapangan dan mencari solusi bersama.
“Terkait krisis air bersih di Popayato, hal ini sudah kami bahas hingga larut malam. Kami memutuskan untuk turun langsung ke lokasi. DPRD akan menginap di sana pada Kamis dan Jumat. Bupati juga akan bergabung pada Jumat. Pada hari Kamis, kami akan masuk ke KM 53 sampai KM 60,” ujar Beni.
Langkah ini, kata Beni, merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian DPRD terhadap masyarakat yang selama ini mengeluhkan buruknya kualitas air akibat aktivitas tambang.
“Kami tidak datang untuk menggusur, tapi kami ingin mengetuk hati para pelaku tambang. Tolong pikirkan masyarakat yang ada di bawah, yang sekarang sudah menjerit karena airnya berubah menjadi cokelat,” tegasnya.
Beni juga mengingatkan bahwa peninjauan langsung ke lapangan bukanlah hal baru bagi DPRD Pohuwato. Ia mencontohkan langkah serupa yang dilakukan pada masa kepemimpinan Nasir Giasi sebagai Ketua DPRD.
“Pada masa Pak Nasir, kami pernah turun langsung meninjau mata air di Botudulanga, Kecamatan Buntulia. Kami menyampaikan bahwa menambang boleh, tapi jangan pernah menyentuh sumber mata air. Kami tidak melarang tambang, tapi tolong perhatikan lingkungan,” katanya. (Lan)