Site icon WARTANESIA

Cerita Sedih Iki, Bocah di Bulili yang Putus Sekolah Karena Terhalang Ekonomi

Foto Iki bersama kedua orang tuanya. (Lan)

WARTANESIA – Sultan Hasanudin Sakula namanya. Anak kedua dari 4 bersaudara ini tinggal di Dusun Tanjung, Desa Bulili, Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato. Iki, begitu nama panggilannya sehari-hari. Usianya masih terlalu muda, baru 13 tahun. Namun, Ia terpaksa berhenti sekolah karena faktor ekonomi.

Sehari-hari, Iki hanya bisa menyaksikan teman seusianya pergi ke sekolah. Di saat teman-temanya berfikir bagaimana bisa dapat nilai bagus, Iki justru berfikir bagaimana bisa mendapatkan uang agar bisa membantu ekonomi kedua orang tuanya.

Di Tahun 2016 silam, Iki terpaksa berhenti sekolah, saat itu dia duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.

“Kasihan papa dengan mama om, susah, tidak ada uang. Jadi saya lebih baik berhenti sekolah. Mau cari uang sendiri biar bisa bantu-bantu papa mama,” tutur Iki.

Menyikapi kondisi yang terjadi, Sukahri N. Sakula (42) dan Selvi Matlub (40), ayah dan ibu Iki, juga tidak bisa berbuat banyak. Besar hati ingin menyekolahkan anaknya itu, tapi apa daya, mereka kalah oleh keadaan.

Ini karena, pendapatan Sukahri dari melaut, tidak menentu. Profesinya sebagai nelayan dan sang Istri yang hanya seorang ibu rumah tangga, membuat kondisi ekonomi keluarga ini bisa dibilang sangat pas-pasan.

“Iki berhenti sekolah itu kelas Dua SD. Itu kalau tidak salah tahun 2016. Kami sudah berupaya memaksa dia untuk tetap sekolah, tapi dia selalu menjawab, kasihan sama papa dan mama tidak ada uang. Sekarang dia bantu-bantu saya turun ke laut. Kadang ikut dengan orang, cari uang,” ujar Sukahri saat ditemui di rumahnya, Senin (28/10/2024).

Memang, diakui Sukahri dan istri, sekolah di waktu itu gratis. Akan tetapi, untuk membeli kebutuhan yang diminta pihak sekolah, mereka tidak sanggup menyahutinya.

“Memang sekolah gratis waktu itu, tapi mau beli training, dan lain-lain itu kami akui kami tidak mampu. Begitu juga untuk jajan sekolah, kalau ada uang sedikit, mereka bisa jajan, kalau tidak, ya tidak bawa jajan. Pendapatan saya tidak menentu dari melaut. Kadang ada, kadang tidak. Mungkin karena itu dia tidak mau lagi sekolah meski kami sudah berupaya,” ujarnya.

Meski Iki kini sudah putus sekolah, namun asa Sukahri dan Selvi masih ada di ketiga anaknya yang kini duduk di bangku SMA, SMP dan SD.

“Alhamdulillah, meski kami susah, Tiga saudara Iki masih punya semangat untuk sekolah. Kakaknya Iki sekarang sudah SMA kelas 3, adiknya SMP, dan yang bungsu itu SD. Saya juga bersyukur kakaknya itu dapat beasiswa dari sekolah, sehingga kami terbantu,” jelasnya. (Lan)

Exit mobile version