WARTANESIA – Turki mengalami serangan teroris yang mengejutkan pada Rabu, ketika pelaku menyerang kantor pusat Industri Dirgantara Turki (TUSAS). Serangan tersebut mengakibatkan 5 orang tewas dan 22 lainnya terluka.
Saksi mata melaporkan mendengar suara tembakan dan ledakan keras di dekat Ankara. Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, menuding Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang sebagai pelaku serangan ini.
“Proses identifikasi dan pencarian sidik jari masih berlangsung, namun kemungkinan besar PKK terlibat,” kata Yerlikaya.
Yerlikaya mengonfirmasi bahwa dua penyerang tewas dalam insiden ini, dan tiga dari yang terluka berada dalam kondisi kritis.
Sebelumnya, penyiar televisi setempat menayangkan rekaman penyerang bersenjata memasuki gedung TUSAS.
“Sayangnya, kami memiliki tiga martir dan 14 orang terluka dalam serangan itu,” imbuhnya.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang hadir di konferensi BRICS di Kazan, Rusia, juga menyebut serangan ini sebagai aksi teroris. Beberapa laporan media menyebutkan kemungkinan adanya serangan bunuh diri dan sandera di dalam gedung, meskipun hal ini belum dikonfirmasi oleh pejabat.
Saksi mata mengatakan, karyawan di dalam gedung dibawa ke tempat penampungan oleh pihak berwenang dan tidak diizinkan meninggalkan gedung selama beberapa jam. Ledakan yang terdengar diduga terjadi di pintu keluar yang berbeda saat karyawan berusaha meninggalkan kantor.
TUSAS merupakan produsen kedirgantaraan terbesar di Turki, terlibat dalam pembuatan pesawat latih, helikopter tempur dan sipil, serta pengembangan jet tempur pertama dalam negeri, KAAN.
Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 10.000 orang dan dimiliki oleh Yayasan Angkatan Bersenjata Turki dan pemerintah.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengutuk serangan tersebut dan menyatakan dukungan aliansi untuk Turki. Delegasi Uni Eropa di Turki juga mengecam tindakan teroris ini. Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan dan meningkatkan keamanan di sekitar lokasi serangan.