Site icon WARTANESIA

Penyebab ODGJ di Pohuwato Meningkat

(Ilustrasi_Istimewa)

WARTANESIA – Angka Orang Dalam Gangguan Jiwa atau ODGJ di Kabupaten Pohuwato, tahun 2024 menjadi 230 orang. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya (2023) sebanyak 115 orang. Ada banyak faktor menyebabkan jumlah ODGJ di Pohuwato bertambah.

Kepala Dinas Sosial Pohuwato, Ramon Abdjul, melalui Sekretarisnya, Nanang Laisa menjelaskan, berdasarkan kondisi di lapangan, penyebab masyarakat masuk dalam kategori ODGJ besar dipengaruhi oleh kondisi psikologis. Mulai dari masalah keluarga, hingga ekonomi.

“Sesuai assessment kita selama ini di lapangan, penyebabnya ada banyak. Contoh, ada seorang istri yang suaminya selingkuh, ada suami yang ditinggalkan istri. Nah, situasi-situasi inilah yang menjadi penyebab mereka mengalami gangguan mental, hingga menyebabkan stress,” jelasnya.

“Berikutnya, faktor ekonomi juga sangat mempengaruhi. Ada contoh kasus yang kita tangani, seorang pria sudah mau nikah, nah karena kakaknya juga mau menikah, maka dana pernikahan itu dipakai buat kakaknya. Si adik ini stress dan kemudian dipasung,” ungkap Nanang.

Sementara itu, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan Pohuwato, Roys Gunibala menjelaskan, ODGJ berpeluang dapat disembuhkan. Namun, peluang itu berkaitan erat dengan 3 faktor yakni biologis, psikologis, dan sosial.

“Faktor biologis, misalnya ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak. Faktor psikologis berkaitan dengan kepribadian pasien. Faktor sosial terkait dengan lingkungan sekitar, misalnya bullying di sekolah, masalah dalam pekerjaan, tuntutan sosial masyarakat, dan sebagainya,” kata Roys.

“Pengobatan juga perlu dilakukan dengan mempertimbangkan ketiga hal tersebut. Setiap ODGJ juga berpeluang untuk kambuh (relaps). Kasus ini dapat terjadi karena ketidakpatuhan minum obat maupun kehadiran faktor pemicu (stressor),” sambungnya.

Upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah saat ini menurut dia, yakni melakukan langkah-langkah promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

“Di tengah keterbatasan anggaran yang ada, kami berupaya maksimal untuk melakukan pencegahan serta penanganan kaitan ODGJ ini, salah satunya sosialisasi, edukasi. Kita sangat butuh rumah singgah, semoga saja ke depannya bisa terealsisasi,” pungkasnya. (Lan)

Exit mobile version