WARTANESIA – Hadirnya investor di suatu daerah sejatinya bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat di daerah itu sendiri. Namun tidak di Pohuwato.
Sebelum investor datang, masyarakat penambang emas di kawasan Gunung Pani Pohuwato, bisa leluasa melakukan aktivitas pertambangan yang kini izin Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) nya telah telah terbit.
Namun, sejak investor di bidang pertambangan yakni Pani Gold Project hadir di Pohuwato, aktifitas warga di kawasan itu perlahan dihentikan dengan paksa.
Seperti yang dialami Ahmad Saleh. Talang miliknya dibongkar paksa oleh perusahaan kendati belum terjadi kesepakatan ganti rugi pembayaran.
“Sudah 3 kali pertemuan pak membahas pembayaran, tapi tidak mendapatkan titik temu dan belum ada kesepakatan. Tapi talang kami sudah dibongkar paksa, padahal belum ada ganti rugi,” ungkapnya Rabu (20/12/2023).
Ahmad juga menyayangkan sikap perusahaan yang seolah tidak memperdulikan nasib penambang sebagaimana komitmen mereka saat pertama datang ke Pohuwato.
“Kemarin kami datang ke Pioneer, minta penjelasan dan ketemu pak Mahesa (External Affairs Pani Gold Project). Saat kami tanya, pak Mahesa bilang dia yang suruh bongkar talang itu. Tapi ketika kami ingin minta penjelasan, kami ditinggal pergi begitu saja,” urainya.
Dirinya juga mengungkapkan alasan mengapa ia dan sejumlah warga lain menolak tawaran harga pembayaran talang yang diajukan perusahaan.
“Kami menolak pak karena tidak sesuai. Masa iya 3 talang hanya dibayar 6 juta rupiah. Sementara sebelum demo kemarin, itu ada talang yang dibayar sampai 500 juta rupiah,” bebernya.
Sementara itu, pihak Pani Gold Project, melalui External Affairs PT. PETS, kruniawan Siswoko ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa, pihak perusahaan akan segera melakukan penggantian talang yang telah dirusak.
“Setahu saya memang dari kemari nada yang ke sini menyampaikan hal yang sama, sudah kami catat, dan akan kami follup,” ungkapnya.
“Kemarin juga sudah dijelaskan terkait talang itu akan dilakukan penggantian, diperbaiki seperti semula. Saya juga nggak tahu apakah teman-teman di lapangan bisa terjadi seperti itu,” pungkasnya. (Lan)