Site icon WARTANESIA

Penambang di Gunung Pani Akan Dikeluarkan Perusahaan, Al Amin: Ini Bukan Zaman Penjajahan!

WARTANESIA – Anggota DPRD Pohuwato, Al Amin Uduala, angkat bicara terkait rencana perusahaan tambang emas PT. Pani Copper Gold (Tbk) mengeluarkan seluruh penambang dari wilayah konsesi perusahaan.

Secara tegas, Anggota DPRD Partai Golkar ini memberikan peringatan kepada pihak perusahaan, untuk tidak semena-mena dalam mengambil tindakan mengeluarkan masyarakat penambang dari areal pertambangan tersebut.

“Aktivitas pertambangan di Gunung Pani itu sudah terjadi puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Nenek moyang kami sudah lebih dulu menambang di sana. Ada ratusan keluarga, saudara, masyarakat kami yang menggantungkan hidup sampai saat ini dari hasil menambang. Jika hari ini mereka dikeluarkan begitu dan dengan cara-cara yang tidak humanis dan persuasif, maka itu adalah sebuah kesalahan meskipun mereka memiliki izin,” ungkap Al Amin.

Bahkan secara tegas dirinya mengatakan, siap berada di barisan terdepan membela masyarakat penambang, jika hal itu benar dilakukan.

“Ini bukan zaman penjajahan Jepang ataupun Belanda. Tolong pihak perusahaan jangan usir kami di tanah kami sendiri dengan cara yang tidak elegan. Saya pastikan saya akan berada paling depan jika perusahaan melakukan pengusiran terhadap masyarakat kami dengan cara yang tidak baik,” tegasnya.

Sebelumnya, pihak perusahaan dalam hal ini PT. Merdeka Copper Gold (Tbk), bakal mengeluarkan seluruh penambang yang masuk wilayah konsesi mereka.

Ini sebagaimana ditegaskan oleh direktur utama PT.GSM dan PT.Pets, Boyke Abidin saat menggelar konferensi pers bersama awak media, usai kegiatan doa bersama dan sosialisasi Pani Gold Project yang berlangsung di Desa Teratai, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Kamis (22/9/2022).

Menurut Boyke, para penambang lokal tidak sepantasnya berada di kawasan aktivitas yang menjadi olahan dari perusahaan PT. Pani Copper Gold. Dia beralasan, aktivitas perusahaan akan membahayakan para penambang yang berada di wilayah milik perusahaan.

“Kalau soal keluar itu pasti, karena tidak mungkin kita menambang mereka ada, itu bahaya,” ujar Boyke.

“Tapi kan bagaimana keluarnya, bagaimana mencari penghidupan lainnya, ini sedang sama-sama kita pikirkan. Tapi kalau soal itu, iya dong ini kan tambang. Lihat proyek tambang, gimana kalau ada penambang rakyat di sekitarnya, kan nggak mungkin. Tapi kita lakukan seperti pegadaian, memecahkan masalah tanpa masalah baru. Saya nggak mau proyek ini didoain gagal,” tutup Boyke. (Lan)

Exit mobile version