WARTANESIA – Anggota DPRD Pohuwato, Suryaharto Polumulo, mengemukakan sejumlah hal dibalik aksi demo yang digelar pada Jumat (12/8/2022).
Hal ini secara eksklusif disampaikan Suryaharto kepada media ini, pada Sabtu (23/8/2022). Menurutnya, demo yang digelar, selain tidak ada kaitan dengan kekalahan menantunya pada Pilkades Buntulia Barat, Kecamatan Duhiadaa, pada Rabu (10/8/2022) kemarin, juga merupakan buntut kekecewaan lambannya penanganan kasus dugaan Korupsi di desa tersebut.
“Demo ini murni bentuk kekecewaan kami. Saya sebagai wakil rakyat, patut mempertanyakan lambannya penanganan kasus dugaan korupsi di Desa Buntulia Barat. Sebelum Pilkades, itu sudah ada laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Daerah, kurang lebih 200 juta rupiah dana desa dari APBN, dikorupsi. Tapi pada akhirnya sampai sekarang belum diserahkan ke kejaksaan,” jelasnya.
Dirinya bahkan menyebut, ada keterlibatan Ketua DPRD Nasir Giasi, dengan pihak Inspektorat Daerah Pohuwato.
“Kita sudah presur sejak tahun 2021. Temuan itu terlalu kecil diakui untuk kejaksaan. Tapi sangat kami sayangkan. Mengingat isterinya Kades bermasalah, TP (inisial), adalah ponakan Ketua DPRD sehingga ini diulur-ulur waktunya. Ini yang jadi tuntutan kenapa terlalu lama,” sambungnya.
Lebih jauh lagi kata Suryaharto, mengendapnya penanganan kasus dugaan korupsi di Buntulia Barat, karena ada ‘Bisik-bisik’ antata Ketua DPRD Pohuwato dan Kepala Inspektorat Daerah.
“Ada bisik-bisik antara pak Ketua DPRD dengan inspektorat, sehingga masalah ini lama. Demi Allah, saya seperti ini bukan karena anak saya tidak terpilih. Tapi murni bentuk ketidakpuasan atas laporan masalah yang tidak diseriusi,” terang Aleg Pohuwato dari Partai Gerindra ini.
Dirinya bahkan mengatakan, bakal terus mempresure persoalan ini hingga diproses secara jelas dan terbuka. “Akan terus saya presure dan kawal sampai benar-benar diproses,” tegas Suryaharto, yang juga Anggota Badan Kehormatan DPRD Pohuwato. (Lan)