WARTANESIA – Gonjang-ganjing isyu retaknya Partai Golkar Pohuwato dalam koalisi pemerintahan SMS (Saipul A. Mbuinga-Suharsi Igirisa), sebagai Bupati dan Wakil Bupati yang diusung pada Pilkada kemarin, sepertinya bukan isapan jempol belaka.
Aroma pecah kongsi ini tercium pada Rapat Pinhar (Pimpinan Harian) dan seluruh Ketua PK Golkar se-Pohuwato pada Kamis (16/6/2022).
Benar saja, meski tidak membenarkan, Sekretaris Golkar Pohuwato, Al’Amin Uduala, tidak membantah adanya kabar Golkar bakal dari koalisi SMS.
“Benar, ada 13 PK Golkar dan sejumlah kader bersepakat. Ada desakan-desakan ke kami untuk keluar dari koalisi SMS. Namun demikian, untuk keluar ini tidak serta-merta begitu, karena Partai Golkar adalah Partai taat asas. Ada mekanisme yang harus ditempuh di partai, sehingga dalam waktu dekat akan ada rapat yang digelar untuk menindaklanjuti desakan-desakan ini,” ungkap Al’Amin.
Saat ini kata dia, Partai Golkar belum mengambil keputusan apakah akan keluar atau tidak dalam koalisi pemerintahan SMS. Namun demikian, permintaan untuk keluar dari koalisi, menjadi hal yang diseriusi oleh internal Partai Golkar Pohuwato.
“Hal ini menjadi atensi dan akan diseriusi partai. Kami akan membentuk tim 9, yang akan membahas apa langkah tepat partai untuk menyikapi tuntutan mundurnya Golkar dari koalisi,” bebernya.
Aleg Dapil Kecamatan Randangan dan Taluditi ini pun membeberkan sejumlah alasan kader atas tuntutan yang disampaikan, terutama menyangkut komitmen visi-misi pemerintahan SMS dan Partai Golkar.
“Ada beberapa indikator yang utamanya itu menyangkut visi-misi. Di mana Partai Golkar sebelum berkoalisi, tentu merumuskan bersama kaitan visi-misi. Ini akan kita lihat, apakah dalam tuntutan keluar dari koalisi, ada visi-misi yang tidak lagi sejalan dan tidak terlaksana.”
“Bisa jadi jika dalam kajian nanti ada yang sudah tidak lagi sejalan, maka kita akan menentukan langkah selanjutnya. Tuntutan untuk mundur adalah bentuk kekecewaan dari sejumlah kader. Dan ini biasa dalam politik,” tandas Al’Amin Uduala. (alan)