WARTANESIA – PT Indomarco Prismatama, yang beroperasi sebagai Indomaret di Kabupaten Pohuwato kembali medapat sorotan.
Selain persoalan ijin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang diduga belum dikantongi oleh pihak perusahaan, masyarakat juga menyoroti berbagai janji-janji pihak Indomaret yang hingga saat ini belum juga ditepati, mulai dari memberikan ruang untuk produk-produk UMKM Pohuwato hingga perekrutan karyawan yang memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Sebagaimana disampaikan salah satu tokoh masyarakat, Limonu Hippy, pihak Indomaret sebagai investor di daerah perlu dan penting untuk kemudian bisa mengikuti prosedur di daerah.
Konsistensi pihak perusahaan untuk mematuhi kesepakatan kerjasama dengan Pemerintah pun diharapkannya dapat dijalankan dengan baik sebelum kemudian pihak perusahaan kembali membuka gerai di kecamatan lain.
“Makanya mereka harus konsisten dengan apa yang mereka janjikan, sepakati dan sebagainya. Persoalan menolak dan tidak tentu bukan pada ranah itu lagi tapi bagaimana mereka ini harus komitmen,” ungkapnya, Senin (6/6/2022).
Limonu mengatakan, sikapnya tidak bermaksud untuk memberikan penolakan pada Indomaret, Ia bahkan mengakui investasi Indomaret di Pohuwato memberikan dampak positif terhadap kemajuan pembangunan di daerah.
“Kami masyarakat sangat menerima yang namanya investor apalagi niatannya untuk memajukan Kabupaten Pohuwato. Cuma memang ada rambu-rambu yang harus dipatuhi. Jangan sampai kesannya mereka mengambil keuntungan disini tapi tidak memberikan asas manfaat untuk masyarakat dan daerah,” tegasnya.
Disisi lain, PT Indomarco Prismatama ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa berkas IJGB sudah terpenuhi, dan dalam kurun waktu sepekan ijin untuk 5 gerai akan dikeluarkan.
“Kemudian untuk Popayato Timur ini akan kami hentikan sesuai petunjuk pak Sekda, dan juga hasil rapat juga dan akan kami urus ijin kedepannya,” jelas Fahri, selaku legal PT. Indomarco Prismatama.
Fahri juga menambahkan bahwa persoalan produk UMKM akan menghadirkan langsung pihak management Indomaret dari Manado, Sulawesi Utara, menuju Marisa. Hal ini dilakukan agar setiap persyaratan produk UMKM lokal yang masuk di gerai Indomaret mampu bersaing dengan prodak lain.
“UMKM point utama, tapi tidak terealisasi. Kalau disebut pengingkaran memang tidak seperti itu. Kami sangat berusaha untuk memaksimalkanya. Hanya saja mungkin pengaruh jarak tempuh dari Manado ke Pohuwato cukup jauh sementara bagian marchandise Indomaret itu disana dan ada SOP sendiri. Makanya biar aman, bisa terakomodir apa yang menjadi permintaan UMKM di Pohuwato, kedepan akan saya hadirkan mereka di Pohuwato,” ujar Fahri.
Fahri lantas menepis adanya isu yang menyebutkan bahwa pihak lnya tidak menghadirkan tenaga kerja lokal. Menurutnya, hingga saat ini semua kepala toko (gerai) Indomaret adalah masyarakat asli Pohuwato.
“Memang ada kesalahan ada hal-hal yang perlu diperbaiki tapi kalau bisa mungkin yang diperhatikan Indomaret masalah tenaga kerja, tadi sudah saya sampaikan bahwa sesuai data kami perusahaan, semua kepala toko di Pohuwato itu adalah masyarakat Pohuwato asli. Kalau misalnya bicara persentase tenaga kerja lokal yang kami rekrut, sesuai data kami diatas 80 persen,” pungkasnya. (rik)