Site icon WARTANESIA

Siti Romlah, Kartini Pohuwato yang Minim Perhatian dan Diakui OASE-KIM

Dok. Siti Romlah saat mengajar di TK UPT Sandalan, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. (Istimewa)

WARTANESIA – Habis gelap terang pun mulai terbit. Tabur yang disemai, perlahan mulai dituai. Itulah gambaran untuk sosok Siti Romlah Irjayanti.

Wanita kelahiran tahun 1990 ini membuktikan tekadnya dalam membantu daerah dan negara, lewat dunia pendidikan di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, sebagai seorang guru TK.

Meski tinggal di daerah transmigrasi yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, semangat Siti  tak sedikitpun terpatahkan.

Usai menerima penghargaan dari OASE-KIM, pada Kamis (21/4/2022), Siti mengisahkan awal mula dirinya meniti profesi sebagai guru abdi yang digaji Rp.250 ribu / bulan di tahun 2010 silam.

Potret Siti Romlah saat mengajar anak muridnya di UPT Sandalan, Kecamatan Taluditi, Pohuwato.

“Saya merasa prihatin dengan kondisi anak-anak di daerah transmigrasi UPT Sandalan, Kecamatan Taluditi. Saya merasa punya tanggung jawab. Meski di pelosok jauh dari perkotaan, mereka harus sekolah dan punya pendidikan agar tidak kalah dengan anak-anak yang ada di perkotaan,” jawab Siti di awal pembicaraan.

“Saya mengawali ini di tahun 2010. Saat itu saya sebagai guru abdi dibayar 250 ribu rupiah perbulannya dari daerah, Itu berlangsung lama. Setelah itu naik jadi 500 ribu rupiah sampai 2017. Namun begitu, saya sangat mensyukuri itu. Kalau sekarang dapat insetif langsung dari kementerian transmigrasi,” kisahnya.

Berbekal ilmu yang dimiliki saat sekolah di pesantren dan kuliah, serta keterbatasan fasilitas, Siti memanfaatkan bangunan bekas Masjid sebagai TK yang diakuinya saat ini tengah diperjuangkan perizinannya ke pemerintah.

Bangunan berdinding papan, bekas masjid yang disulap Siti menjadi TK di UPT Sandalan.

“Saat ini kami masih satu dengan TK Cendana di Desa Pancakarsa 1. Namun kami juga tengah memperjuangkan pengurusan izin TK di Sandalan ini dengan nama TK Dewi Sartika. Impian saya tidak muluk-muluk, saya ingin mewujudkan fasilitas sekolah yang layak. Saya ingin bahwa anak-anak desa yang ada di Sandalan, pasti mampu bersaing dengan anak-anak yang ada di perkotaan,” harapnya.

“Saya  pun berharap, undang-undang tentang kesetaraan pendidikan dapat benar-benar terwujud. Penghargaan dari OASE-KIM ini Subhanallah sekali. Karena di seluruh Indonesia tidak semua bisa menerima tapi Allah menakdirkan saya bisa menerima. Ini bukan penghargaan yang biasa,” pungkas Siti. (Lan)

Exit mobile version