WARTANESIA – Bangga dan haru, mungkin 2 kata ini pantas menggambarkan sistuasi Tim Taekwondo asal Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, yang berlaga pada ivent bergengsi Tournament Taekwondo Sulteng Open II di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang digelar selama 3 (Tiga) hari sejak 23-25 Oktober 2021.
Melewati perjalanan panjang dan berliku, tim yang berangkat dengan tekad semangat dan keyakinan ini, hanya bermodalkan dana patungan dari orang tua peserta, dan juga sejumlah dermawan di Kecamatan Paguat. Sebanyak 30 atlit plus 5 oficial tim ini berangkat menaiki mobil open cup. Bahkan, untuk tinggal di Palu, mereka tinggal di rumah-rumah kerabat dan makan seadanya.
Alhasil, perjuangan mereka pun tak sia-sia. Tim Taekwondo ini berhasil meraih 13 medali, dan berada di peringkat kelima umum. Ke-13 medali itu yakni, 4 emas, 1 perak, dan 8 perunggu.
“Alhamdulillah, meski kami minim dukungan dan dana, namun berkat doa dari seluruh masyarakat Pohuwato, khususnya di Kecamatan Paguat, kami berhasil meraih emas, perak dan perunggu, serta menempati posisi kelima, dari 7 Provinsi dan 35 Dojang yang ikut,” ungkap salah satu tim oficial, Sofyan Umar.
“Selama di Palu, kami menginap di rumah-rumah kerabat karena minimnya dana. Untuk makan pun ya seadanya. Kendaraan yang kami gunakan itu 2 mobil bak terbuka (Open Cup) dan 2 mini buss (Avanza). Alhamdulillah, Allah dengar doa-doa kami dan perjuangan kami pun membuahkan hasil,” lanjutnya.
Sebelumnya, keberangkatan tim Taekwondo asal Pohuwato ke Kota Palu ini, sempat berkontroversi. Mulai dari adanya isyu tanpa dukungan Pemerintah Daerah, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), hingga Pengcab TI Pohuwato. Bahkan konon, proses peminjaman kendaraan Buss milik daerah pun, tim mengalami kesulitan. (Lan)